Pimpinan DPR saat rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 30 Oktober 2015. Antara Foto/Indra
Pimpinan DPR saat rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 30 Oktober 2015. Antara Foto/Indra

Pimpinan DPR Bisa Disandera

Githa Farahdina • 05 November 2015 16:56
medcom.id, Jakarta: Pembangunan Alun-alun Demokrasi bisa jadi bumerang bagi pimpinan DPR. Pengunjuk rasa bisa mudah masuk ke Gedung DPR.
 
Anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha menentang pembangunan Alun-alun Demokrasi di Kompleks Parlemen. Menurutnya, pengawasan ketat tidak menjamin pengunjuk rasa tertib.
 
"Kalau orang sudah membludak, jangan-jangan pimpinan DPR bisa disandera. Mereka masuk saja ke sini (Gedung DPR)," kata Tamliha di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan, Kamis (5/11/2015).

Tamliha menyontohkan brutalnya kepala desa saat unjuk rasa menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Desa. Mereka menjebol pagar DPR setinggi tiga meter. "Saya tidak habis pikir," ujarnya.
 
DPR mendapat Rp750 miliar untuk pembangunan tujuh proyek, salah satunya Alun-alun Demokrasi. Anggaran itu masuk APBN 2016.
 
Aktivis 98 Ray Rangkuti juga mengkritisi rencana DPR membangun Alun-alun Demokrasi. Menurutnya, unjuk rasa di Alun-alun Demokrasi belum tentu juga didengar anggota  Dewan.
 
"Demo itu kan aksi tiba-tiba, kemudian dikawal polisi, yang diatur oleh undang-undang. Lantas apakah dengan dibuatkan tempat akan didengar oleh mereka (anggota DPR)?" kata Ray.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan