Jakarta: Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin menyambangi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia meminta Kalla membantu penyelesaian masalah partai berlambang beringin itu.
Pertemuan antara Mahyudin dan Kalla berlangsung sekitar setengah jam. Mahyudin mengaku menyampaikan undangan pernikahan putrinya kepada Kalla. Tapi, dalam pertemuan singkat itu, mereka sempat membahas nasib Partai Golkar.
"Saya cuma menyarankan sama Pak JK, tolong bapak juga bantu kalau bisa mekanisme pemilihan ketua umum pada munaslub yang akan datang diperbaiki," kata Mahyudin usai pertemuan di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Desember 2017.
Mahyudin mengaku tak setuju dengan konsep one man one vote dalam pemilihan ketua umum. Potensi terjadi pragmatisme dalam sistem demokrasi masih terbuka.
(Baca juga: Mahyudin Pastikan Dukung Azis Jadi Ketum Golkar)
Dia menawarkan konsep yang dimilikinya. Kata dia, peserta munaslub cukup memilih formatur atau tim seleksi yang akan memilih ketua umum.
"Ini ide yang saya bilang dengan sistem demokrasi perwakilan," kata dia.
Wakil Ketua MPR ini menilai konsep tersebut bisa mengurangi praktik politik uang dalam pemilihan ketua umum. "Sehingga potensi yang selama ini diduga ada money politik atau sebagainya bisa dihindari," tutur dia.
Mahyudin memandang Kalla sebagai sesepuh Partai Golkar dan memiliki posisi paling tinggi di pemerintahan saat ini. Ia menilai wajar jika kader partai berlambang beringin meminta bantuan dan pencerahan dari Kalla.
"Kami yang muda harus banyak belajar, minta bimbingan dari beliau," kata dia.
(Baca juga: Agung Laksono Minta KPK Diikutsertakan di Munaslub Golkar)
Jakarta: Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin menyambangi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia meminta Kalla membantu penyelesaian masalah partai berlambang beringin itu.
Pertemuan antara Mahyudin dan Kalla berlangsung sekitar setengah jam. Mahyudin mengaku menyampaikan undangan pernikahan putrinya kepada Kalla. Tapi, dalam pertemuan singkat itu, mereka sempat membahas nasib Partai Golkar.
"Saya cuma menyarankan sama Pak JK, tolong bapak juga bantu kalau bisa mekanisme pemilihan ketua umum pada munaslub yang akan datang diperbaiki," kata Mahyudin usai pertemuan di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Desember 2017.
Mahyudin mengaku tak setuju dengan konsep
one man one vote dalam pemilihan ketua umum. Potensi terjadi pragmatisme dalam sistem demokrasi masih terbuka.
(Baca juga:
Mahyudin Pastikan Dukung Azis Jadi Ketum Golkar)
Dia menawarkan konsep yang dimilikinya. Kata dia, peserta munaslub cukup memilih formatur atau tim seleksi yang akan memilih ketua umum.
"Ini ide yang saya bilang dengan sistem demokrasi perwakilan," kata dia.
Wakil Ketua MPR ini menilai konsep tersebut bisa mengurangi praktik politik uang dalam pemilihan ketua umum. "Sehingga potensi yang selama ini diduga ada money politik atau sebagainya bisa dihindari," tutur dia.
Mahyudin memandang Kalla sebagai sesepuh Partai Golkar dan memiliki posisi paling tinggi di pemerintahan saat ini. Ia menilai wajar jika kader partai berlambang beringin meminta bantuan dan pencerahan dari Kalla.
"Kami yang muda harus banyak belajar, minta bimbingan dari beliau," kata dia.
(Baca juga:
Agung Laksono Minta KPK Diikutsertakan di Munaslub Golkar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
