medcom.id, Deli Serdang: Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memuji peran dan kontribusi Pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia Mohammad Natsir dalam menjaga keutuhan NKRI. Natsir adalah sosok pahlawan yang sangat penting dalam menjaga tetap utuh dan tegaknya NKRI.
Hidayat mengatakan Natsir dengan berani menyampaikan Mosi Integral di hadapan Sidang Paripurna DPR RIS 3 April 1950 yang menghendaki Indonesia kembali ke bentuk NKRI. Mosi itu didukung oleh para politisi dan Mohammad Hatta. Akhirnya pada 17 Agustus 1950 Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan NKRI. Sebelumnya selama Januari 1946 hingga April 1950 Indonesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
Oleh karena itu, Hidayat mengajak keluarga besar Komando Kesiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Kota Deli Serdang mencontoh dan melanjutkan perjuangan Mohammad Natsir.
"Itulah jejak-jejak perjuangan umat Islam menjaga keutuhan NKRI. Karena itu, tidak benar kalau Islam dan Indonesia didikotomikan. Tidak benar kalau dikatakan Islam anti NKRI," kata Hidayat di hadapan 1.600 peserta yang hadir pada acara Apel Kebangsaan, Milad 52 Tahun KOKAM Provinsi Sumatera Utara, Sabtu 7 Oktober 2017.
Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara yang memasukkan tujuan pendidikan dalam konstitusi. Pasal 31 ayat 3 menyebutkan pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kemudian Pasal 31 ayat 5 berbunyi, pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. "Dengan demikian pendidikan menyeimbangkan antara iman, takwa, ahlak mulia dengan kecerdasan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi agama," ungkapnya.
Dalam sejarah, Indonesia mengalami sejarah kelam terkait tragedi PKI pada September 1965 yakni gerakan upaya pemberontakan dengan menculik dan membunuh para jenderal TNI dan memasukkannya ke Lubang Buaya.
Hidayat menegaskan, sejarah kelam komunis di Indonesia yang diwujudkan melalui Partai Komunis Indonesia (PKI) sangat dikutuk rakyat Indonesia. Kekejaman, kebengisan, dan pemberontakan PKI terhadap rakyat dan negara Indonesia yang puncaknya pada peristiwa G30S/PKI, membuat negara melakukan tindakan konkret melalui TNI memberangus para pemberontak komunis.
Setelah upaya pemberontakan PKI berhasil digagalkan, pada 1966 melalui Sidang MPRS di bawah kepemimpinan Jenderal A.H. Nasution, membuat satu Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia dan larangan Setiap Kegiatan Untuk Menyebarkan Atau Mengembangkan Faham Atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme.
Hidayat mengajak seluruh masyarakat mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah diberikan Allah kepada bangsa Indonesia. Syukur patut diucapkan agar Allah menambah keberkahan bagi bangsa Indonesia.
"Syukur juga harus dilakukan karena saat ini masih ada bangsa lain di dunia yang belum mengenyam kemerdekaannya," pungkasnya.
medcom.id, Deli Serdang: Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memuji peran dan kontribusi Pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia Mohammad Natsir dalam menjaga keutuhan NKRI. Natsir adalah sosok pahlawan yang sangat penting dalam menjaga tetap utuh dan tegaknya NKRI.
Hidayat mengatakan Natsir dengan berani menyampaikan Mosi Integral di hadapan Sidang Paripurna DPR RIS 3 April 1950 yang menghendaki Indonesia kembali ke bentuk NKRI. Mosi itu didukung oleh para politisi dan Mohammad Hatta. Akhirnya pada 17 Agustus 1950 Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan NKRI. Sebelumnya selama Januari 1946 hingga April 1950 Indonesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
Oleh karena itu, Hidayat mengajak keluarga besar Komando Kesiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Kota Deli Serdang mencontoh dan melanjutkan perjuangan Mohammad Natsir.
"Itulah jejak-jejak perjuangan umat Islam menjaga keutuhan NKRI. Karena itu, tidak benar kalau Islam dan Indonesia didikotomikan. Tidak benar kalau dikatakan Islam anti NKRI," kata Hidayat di hadapan 1.600 peserta yang hadir pada acara Apel Kebangsaan, Milad 52 Tahun KOKAM Provinsi Sumatera Utara, Sabtu 7 Oktober 2017.
Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara yang memasukkan tujuan pendidikan dalam konstitusi. Pasal 31 ayat 3 menyebutkan pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kemudian Pasal 31 ayat 5 berbunyi, pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. "Dengan demikian pendidikan menyeimbangkan antara iman, takwa, ahlak mulia dengan kecerdasan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi agama," ungkapnya.
Dalam sejarah, Indonesia mengalami sejarah kelam terkait tragedi PKI pada September 1965 yakni gerakan upaya pemberontakan dengan menculik dan membunuh para jenderal TNI dan memasukkannya ke Lubang Buaya.
Hidayat menegaskan, sejarah kelam komunis di Indonesia yang diwujudkan melalui Partai Komunis Indonesia (PKI) sangat dikutuk rakyat Indonesia. Kekejaman, kebengisan, dan pemberontakan PKI terhadap rakyat dan negara Indonesia yang puncaknya pada peristiwa G30S/PKI, membuat negara melakukan tindakan konkret melalui TNI memberangus para pemberontak komunis.
Setelah upaya pemberontakan PKI berhasil digagalkan, pada 1966 melalui Sidang MPRS di bawah kepemimpinan Jenderal A.H. Nasution, membuat satu Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia dan larangan Setiap Kegiatan Untuk Menyebarkan Atau Mengembangkan Faham Atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme.
Hidayat mengajak seluruh masyarakat mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah diberikan Allah kepada bangsa Indonesia. Syukur patut diucapkan agar Allah menambah keberkahan bagi bangsa Indonesia.
"Syukur juga harus dilakukan karena saat ini masih ada bangsa lain di dunia yang belum mengenyam kemerdekaannya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)