Jakarta: Disebut-sebut akan bertarung memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar, perbedaan karakter kepemimpinan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), diperbandingkan. Direktur Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyebut kedua orang itu memiliki karakter yang bertolak belakang.
Ujang memotret karakter keduanya dari cara mereka memimpin Golkar maupun memimpin lembaga negara. "Indikator penilaian saya adalah ketika mereka menjadi elite di Golkar atau pejabat di lembaga negara," kata Ujang, di Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Menurut Ujang, Airlangga menunjukkan karakter pemimpin yang eksklusif. Hal itu terlihat dari kepemimpinannya di Golkar beberapa tahun terakhir ini. "Bisa dilihat bahwa Pak Airlangga itu pergaulannya lebih eksklusif," ujar dia.
Berbanding terbalik, lanjut dia, Bamsoet lebih inklusif. "Bamsoet lebih adaptif dan mengakar," katanya.
Lepas dari siapa pun yang akan terpilih, Ujang berharap ketua umum baru bisa membawa Golkar lebih baik dan menjadi partai modern.
Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar disepakati berlangsung pada 4 hingga 6 Desember 2019. Kesepakatan ini didapat melalui rapat pleno pengurus Golkar.
"Munas akan diselenggarakan pada 4, 5, dan 6 Desember, bertempat di Jakarta," kata Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Selasa, 5 November 2019.
Sejauh ini, Airlangga dipastikan maju lagi sebagai calon ketua umum. Selain dia, Wakil Koordinator Bidang (Wakorbid) Pratama Golkar sekaligus Ketua MPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet), santer dikabarkan ikut maju.
Jakarta: Disebut-sebut akan bertarung memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar, perbedaan karakter kepemimpinan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), diperbandingkan. Direktur Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyebut kedua orang itu memiliki karakter yang bertolak belakang.
Ujang memotret karakter keduanya dari cara mereka memimpin Golkar maupun memimpin lembaga negara. "Indikator penilaian saya adalah ketika mereka menjadi elite di Golkar atau pejabat di lembaga negara," kata Ujang, di Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Menurut Ujang, Airlangga menunjukkan karakter pemimpin yang eksklusif. Hal itu terlihat dari kepemimpinannya di Golkar beberapa tahun terakhir ini. "Bisa dilihat bahwa Pak Airlangga itu pergaulannya lebih eksklusif," ujar dia.
Berbanding terbalik, lanjut dia, Bamsoet lebih inklusif. "Bamsoet lebih adaptif dan mengakar," katanya.
Lepas dari siapa pun yang akan terpilih, Ujang berharap ketua umum baru bisa membawa Golkar lebih baik dan menjadi partai modern.
Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar disepakati berlangsung pada 4 hingga 6 Desember 2019. Kesepakatan ini didapat melalui rapat pleno pengurus Golkar.
"Munas akan diselenggarakan pada 4, 5, dan 6 Desember,
bertempat di Jakarta," kata Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Selasa, 5 November 2019.
Sejauh ini, Airlangga dipastikan maju lagi sebagai calon ketua umum. Selain dia, Wakil Koordinator Bidang (Wakorbid) Pratama Golkar sekaligus Ketua MPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet), santer dikabarkan ikut maju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)