Jakarta: Jalan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk bergabung dengan koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dinilai akan penuh hambatan. Faktor internal dan eksternal yang dapat menghambat manuver PAN tersebut.
Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan dari faktor internal, Amien Rais sebagai sosok yang dapat menghambat bergabungnya PAN ke kubu petahana. Apalagi, Ketua Dewan Kehormatan PAN itu paling kritis dan vokal menentang pemerintahan Jokowi.
"Pak Amien Rais bisa menjadi salah satu hambatan (PAN) masuk ke dalam koalisi. Yang kedua di internal sendiri belum tentu happy dengan (kubu Jokowi-Ma'ruf)," ujar Ray saat dihubungi Medcom.id, Kamis 2 Mei 2019.
Di sisi lain, partai koalisi Jokowi-Ma'ruf sebagai faktor eksternal juga belum tentu menerima 'kepulangan' PAN. Apalagi, komposisi kekuatan partai berbasis Islam di koalisi petahana sudah cukup kuat, ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Karena itu, dia menilai kehadiran PAN tidak lagi dibutuhkan untuk memperkuat kelompok Islam di kubu Jokowi-Ma'ruf. Tak hanya itu, partai koalisi Jokowi-Ma'ruf juga tak akan rela PAN masuk hanya untuk mendapatkan jatah kursi menteri.
"Apalagi sekarang ini bukan lagi enam partai, tapi hampir sembilan partai. Dampak pertimbangan PAN ikut ke dalam kabinet (apa)?" kata Ray.
Sinyal PAN untuk mendekat ke kubu petahana semakin kencang. Pendekatan ini diyakini sebagai niat baik PAN untuk berpartisipasi 'menjaga gawang' legislatif di periode kedua pemerintahan Jokowi.
"Dari informasi yang saya peroleh di Istana, ada permintaan (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan) kepada Pak Jokowi agar PAN mendapatkan bagian pimpinan DPR atau MPR," ujar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Abdul Kadir Karding saat dihubungi, Selasa, 30 April 2019.
Menurut Karding, tak ada yang salah dengan hal tersebut. Ia membela Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan terkait pernyataan untuk reposisi usai pilres.
"Jadi, Pak Bara itu menurut saya berusaha untuk obyektif secara politik," kata Karding.
Terlepas dari itu, ia mengapresiasi niat baik PAN untuk berkomunikasi. Sebab hal tersebut sangat penting dilakukan di tengah dinamika politik yang agak panas seperti saat ini.
Jakarta: Jalan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk bergabung dengan koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dinilai akan penuh hambatan. Faktor internal dan eksternal yang dapat menghambat manuver PAN tersebut.
Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan dari faktor internal, Amien Rais sebagai sosok yang dapat menghambat bergabungnya PAN ke kubu petahana. Apalagi, Ketua Dewan Kehormatan PAN itu paling kritis dan vokal menentang pemerintahan Jokowi.
"Pak Amien Rais bisa menjadi salah satu hambatan (PAN) masuk ke dalam koalisi. Yang kedua di internal sendiri belum tentu
happy dengan (kubu Jokowi-Ma'ruf)," ujar Ray saat dihubungi
Medcom.id, Kamis 2 Mei 2019.
Di sisi lain, partai koalisi Jokowi-Ma'ruf sebagai faktor eksternal juga belum tentu menerima 'kepulangan' PAN. Apalagi, komposisi kekuatan partai berbasis Islam di koalisi petahana sudah cukup kuat, ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Karena itu, dia menilai kehadiran PAN tidak lagi dibutuhkan untuk memperkuat kelompok Islam di kubu Jokowi-Ma'ruf. Tak hanya itu, partai koalisi Jokowi-Ma'ruf juga tak akan rela PAN masuk hanya untuk mendapatkan jatah kursi menteri.
"Apalagi sekarang ini bukan lagi enam partai, tapi hampir sembilan partai. Dampak pertimbangan PAN ikut ke dalam kabinet (apa)?" kata Ray.
Sinyal PAN untuk mendekat ke kubu petahana semakin kencang. Pendekatan ini diyakini sebagai niat baik PAN untuk berpartisipasi 'menjaga gawang' legislatif di periode kedua pemerintahan Jokowi.
"Dari informasi yang saya peroleh di Istana, ada permintaan (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan) kepada Pak Jokowi agar PAN mendapatkan bagian pimpinan DPR atau MPR," ujar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Abdul Kadir Karding saat dihubungi, Selasa, 30 April 2019.
Menurut Karding, tak ada yang salah dengan hal tersebut. Ia membela Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan terkait pernyataan untuk reposisi usai pilres.
"Jadi, Pak Bara itu menurut saya berusaha untuk obyektif secara politik," kata Karding.
Terlepas dari itu, ia mengapresiasi niat baik PAN untuk berkomunikasi. Sebab hal tersebut sangat penting dilakukan di tengah dinamika politik yang agak panas seperti saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)