Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa--MI/Bary Fathahilah
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa--MI/Bary Fathahilah

Khofifah: Penanganan Masalah Sosial Harus Fokus dan Terencana

Vera Erwaty Ismainy • 18 November 2014 14:41
medcom.id, Jakarta: Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan sosial yang terbilang serius yang membutuhkan penanganan yang serius dan terencana dengan baik dalam lima tahun ke depan.
 
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berbagai permasalahan sosial itu meliputi keterlantaran, bencana, korban tindak kekerasan, ketunaan, dan keterpencilan.
 
Perkembangan zaman menyisakan berbagai masalah sosial baru seperti konflik sosial, ketimpangan, kemiskinan baru, dan keterbelakangan. Menyikapi hal tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) akan fokus membangun sistem kesejahteraan sosial nasional. Kendati demikian, dia mengaku belum mau membicarakan secara mendalam target apa yang mau dia capai di masa jabatannya dalam lima tahun mendatang.

"Saya belum mau berbicara banyak soal target Kemensos untuk lima tahun ke depan. Yang pasti, saya akan berusaha menyelesaikan masalah sosial secara signifikan. Untuk itu dibutuhkan penanganan yang fokus dan terencana dengan baik oleh pemerintah. Salah satunya adalah saya akan terus mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk lebih proaktif mengatasi masalah sosial di daerah masing-masing," terangnya kepada Media Indonesia saat ditemui beberapa waktu lalu.
 
Hal ini, lanjutnya, antara lain diwujudkan dengan menerjunkan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Tim Reaksi Cepat (TRC) dalam penanganan yang bersifat darurat dan segera. Keterlibatan daerah secara aktif diperlukan untuk membangun sistem kesejahteraan sosial nasional.
 
Ditanya apakan yang menjadi parameter atau tolok ukur keberhasilan mengatasi permasalahan sosial, Mantan calon Gubernur Jawa Timur ini mengatakan ada beberapa hal yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan tersebut diantaranya adalah keberhasilan dalam menangani anak jalanan, pemenuhan akses bagi penyandang disabilitas, penyediaan rumah layak huni bagi warga miskin, hingga penutupan beberapa lokalisasi prostitusi.
 
Keberhasilan pemerintah sebelumnya dikatakan istri almarhum Indar Parawansa ini tetap patut diapresiasi, dipertahankan juga ditingkatkan di masa mendatang. Sesuai amanat konstitusi, Kemensos akan terus menjalankan tugas sebagai leading sector dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial.
 
Masalah lain yang Mensos pandang sangat perlu diselesaikan adalah tingginya angka kekerasan terhadap anak. Kondisi saat ini telah menyebabkan Indonesia darurat kekerasan terhadap anak. Dari seluruh kasus kekerasan terhadap anak, kekerasan seksual terhadap anak adalah yang paling banyak terjadi.
 
"Jika dilihat lebih dalam lagi dari kekerasan seksual pada anak ini, kasus inses menjadi yang paling banyak ditemukan. Yang paling mencengangkan, pelaku inses paling banyak dilakukan oleh ayah kandung korban," tandasnya.
 
Kekerasan seksual menyebabkan pertumbuhan angka kekerasan fisik dan emosional terhadap anak juga meningkat. Rasio kekerasan fisik yang dialami anak laki-laki di Indonesia adalah 1 banding 4. Sedangkan untuk anak-anak perempuan, 1 dari 7 anak perempuan mengalami kekerasan.
 
Mengatasai hal tersebut, lulusan FISIP Universitas Airlangga ini mengatakan sudah seharusnya ada hukuman berat yang ditujukan bagi para pelaku kekerasan, khususnya kekerasan seksual terhadap anak. Kekerasan terhadap anak bukanlah persoalan sederhana terlebih mengingat angkanya makin hari semakin tinggi dan dampaknya bisa merusak masa depan si korban.
 
Namun selain hukum berat atas pelaku, proses rehabilitasi psikologis korban juga perlu menjadi prioritas. Oleh karena itu, peran keluarga untuk saling memperhatikan dan mengawasi anak-anak juga sangat penting. Pentingnya bagi setiap anggota keluarga berada pada posisi nyaman, aman dan terlindungi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan