Jakarta: Permintaan kubu Moeldoko agar petinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai aneh. Hal itu dianggap seharusnya dilakukan Moeldoko.
"Gerombolan Moeldoko yang harus minta maaf kepada rakyat dan Presiden," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan tertulis, Sabtu, 3 April 2021.
Menurut dia, Moeldoko harus meminta maaf kepada Jokowi karena tidak fokus menjalankan tugasnya sebagai kepala staf kepresidenan (KSP). Pasalnya, Moeldoko malah sibuk dengan ambisi pribadinya merebut kepemimpinan Partai Demokrat.
"Kalau memang masih ada waktu luang, mengapa tidak digunakan buat membantu Presiden dengan lebih intens dan serius?" ungkap dia.
Baca: Demokrat Kubu AHY Beri Sinyal Bakal Maafkan Moeldoko
Kepala Negara, kata Herzaky, sedang habis-habisan menyelesaikan pandemi covid-19 dan memulihkan ekonomi. Namun, Moeldoko sebagai orang dekatnya malah sibuk dengan pekerjaan lain.
Dia menegaskan pihaknya tidak pernah menuding keterlibatan Presiden Jokowi dalam polemik di Demokrat. Yang disampaikan hanya adanya pencatutan nama Presiden.
"Silakan dicek di jejak digital pernyataan Ketum (Ketua Umum) AHY, Sekjen (Sekretaris Jenderal) Demokrat Teuku Riefky Harsya," ungkap dia.
Selain itu, dia mendesak kubu Moeldoko meminta ampun kepada masyarakat. Ulah mereka dinilai membuat bising ruang publik dengan narasi-narasi bohong dan fitnah.
"Tidak ada nilai positif yang bisa diambil dari perilaku gerombolan Moeldoko selama dua bulan ini. Tidak ada nilai-nilai demokrasi yang bisa diteladani," ujar dia.
Juru bicara (jubir) kubu Moeldoko menyampaikan agar SBY dan AHY meminta maaf kepada KSP serta Presiden. AHY-SBY dinilai sudah melontarkan tuduhan negatif kepada keduanya.
"Sebagai hamba yang beriman, dan menjelang puasa Ramadan, mudah-mudahan SBY dan AHY menyampaikan permohonan maaf kepada Bapak Presiden Jokowi, pemerintah, dan Bapak Moeldoko," kata jubir kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, Jumat, 2 April 2021.
Jakarta: Permintaan kubu
Moeldoko agar petinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (
SBY), meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai aneh. Hal itu dianggap seharusnya dilakukan Moeldoko.
"Gerombolan Moeldoko yang harus minta maaf kepada rakyat dan Presiden," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan tertulis, Sabtu, 3 April 2021.
Menurut dia, Moeldoko harus meminta maaf kepada Jokowi karena tidak fokus menjalankan tugasnya sebagai kepala staf kepresidenan (KSP). Pasalnya, Moeldoko malah sibuk dengan ambisi pribadinya merebut kepemimpinan Partai Demokrat.
"Kalau memang masih ada waktu luang, mengapa tidak digunakan buat membantu Presiden dengan lebih intens dan serius?" ungkap dia.
Baca:
Demokrat Kubu AHY Beri Sinyal Bakal Maafkan Moeldoko
Kepala Negara, kata Herzaky, sedang habis-habisan menyelesaikan pandemi covid-19 dan memulihkan ekonomi. Namun, Moeldoko sebagai orang dekatnya malah sibuk dengan pekerjaan lain.
Dia menegaskan pihaknya tidak pernah menuding keterlibatan Presiden Jokowi dalam polemik di Demokrat. Yang disampaikan hanya adanya pencatutan nama Presiden.
"Silakan dicek di jejak digital pernyataan Ketum (Ketua Umum) AHY, Sekjen (Sekretaris Jenderal) Demokrat Teuku Riefky Harsya," ungkap dia.
Selain itu, dia mendesak kubu Moeldoko meminta ampun kepada masyarakat. Ulah mereka dinilai membuat bising ruang publik dengan narasi-narasi bohong dan fitnah.
"Tidak ada nilai positif yang bisa diambil dari perilaku gerombolan Moeldoko selama dua bulan ini. Tidak ada nilai-nilai demokrasi yang bisa diteladani," ujar dia.
Juru bicara (jubir) kubu Moeldoko menyampaikan agar SBY dan AHY meminta maaf kepada KSP serta Presiden. AHY-SBY dinilai sudah melontarkan tuduhan negatif kepada keduanya.
"Sebagai hamba yang beriman, dan menjelang puasa Ramadan, mudah-mudahan SBY dan AHY menyampaikan permohonan maaf kepada Bapak Presiden Jokowi, pemerintah, dan Bapak Moeldoko," kata jubir kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, Jumat, 2 April 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)