Jakarta: Naiknya harga kedelai di pasar membuat pengrajin tahu dan tempe keberatan. Wakil Ketua Komisi VI DPR Martin Manurung meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) bergerak cepat mengantisipasi naiknya harga kedelai.
"Harus diantisipasi dan dilakukan langkah-langkah yang tepat. Kami minta Kemendag dan jajarannya untuk aktif turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan," ujar Martin Manurung dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 17 Februari 2022.
Legislator Partai NasDem itu mengatakan pengecekan dilakukan untuk memastikan apakah kenaikan harga ini karena komoditi kedelai tidak ada di lapangan atau imbas naiknya harga di tingkat global. Sebab, mayoritas kedelai berasal dari impor.
"Komoditi ini (kedelai) dicek supply-nya seperti apa? Dicek juga masalahnya apa? Apakah di tingkat petani, gudang atau importir. Itu yang harus dicek oleh Kemendag," ujar Martin.
Jangan-jangan, kata Martin, kedelai belum keluar dari gudang. Sedangkan, permintaan di masyarakat meningkat. Kondisi ini bisa mengakibatkan harga kedelai naik.
"Masalahnya di mana itu yang harus dijelaskan Kemendag," ungkap Martin.
Baca: Mendag Beberkan Penyebab Harga Kedelai Mahal
Martin menyatakan perbaikan harus dilakukan segera. Sebab, permintaan kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan. Bukan hanya kedelai, tetapi semua komoditi karena ekonomi sedang naik.
Ketua DPP Partai NasDem ini berpesan Kemendag tak hanya mengecek kedelai atau minyak goreng. Produk lain juga harus dipantau karena permintaannya akan naik, sehingga perlu segera diantisipasi.
Martin menyarankan menteri perdagangan, menteri perindustrian dan menteri pertanian saling berkoordinasi mencari solusi. Peran kementerian koordinator menjadi penting untuk menjembatani.
Para perajin tempe dan tahu berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022. Ketua umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan aksi ini disebabkan naiknya harga kedelai, bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu.
Jakarta: Naiknya
harga kedelai di pasar membuat pengrajin tahu dan tempe keberatan. Wakil Ketua Komisi VI DPR Martin Manurung meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) bergerak cepat mengantisipasi naiknya harga kedelai.
"Harus diantisipasi dan dilakukan langkah-langkah yang tepat. Kami minta Kemendag dan jajarannya untuk aktif turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan," ujar Martin Manurung dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 17 Februari 2022.
Legislator
Partai NasDem itu mengatakan pengecekan dilakukan untuk memastikan apakah kenaikan harga ini karena komoditi kedelai tidak ada di lapangan atau imbas naiknya harga di tingkat global. Sebab, mayoritas kedelai berasal dari impor.
"Komoditi ini (kedelai) dicek
supply-nya seperti apa? Dicek juga masalahnya apa? Apakah di tingkat petani, gudang atau importir. Itu yang harus dicek oleh Kemendag," ujar Martin.
Jangan-jangan, kata Martin, kedelai belum keluar dari gudang. Sedangkan, permintaan di masyarakat meningkat. Kondisi ini bisa mengakibatkan
harga kedelai naik.
"Masalahnya di mana itu yang harus dijelaskan Kemendag," ungkap Martin.
Baca:
Mendag Beberkan Penyebab Harga Kedelai Mahal
Martin menyatakan perbaikan harus dilakukan segera. Sebab, permintaan kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan. Bukan hanya kedelai, tetapi semua komoditi karena ekonomi sedang naik.
Ketua DPP Partai NasDem ini berpesan Kemendag tak hanya mengecek kedelai atau minyak goreng. Produk lain juga harus dipantau karena permintaannya akan naik, sehingga perlu segera diantisipasi.
Martin menyarankan menteri perdagangan, menteri perindustrian dan menteri pertanian saling berkoordinasi mencari solusi. Peran kementerian koordinator menjadi penting untuk menjembatani.
Para perajin tempe dan tahu berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022. Ketua umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan aksi ini disebabkan naiknya harga kedelai, bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)