Jakarta: Ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pesta demokrasi lima tahunan itu diprediksi lebih riuh sehingga perlu persiapan yang lebih matang.
“Ada beberapa elemen elektoral yang sangat menentukan kualitas demokrasi kita,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda di Kompleks Media Group, Jakarta Barat, Selasa, 7 Juni 2022.
Tantangan pertama, yakni kualitas regulasi pemilu. Aturan main pemilu harus jelas dan ditegakkan dengan serius.
“Karena riuhnya banyak, maka aturannya harus rigid dan jelas. Ini harus diperhatikan KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu),” ujar dia.
Tantangan kedua ialah komitmen kuat dari peserta pemilu. Mulai dari partai politik (parpol), calon presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres), calon legislatif (caleg), hingga tim sukses.
“Mereka harus berkomitmen bahwa politik kebangsaan di atas politik elektoral yang siklusnya hanya lima tahunan,” papar Hanta.
Baca: Election Channel Metro TV Siap Perangi Hoaks Terkait Pemilu
Tantangan ketiga, transparansi dan independensi penyelenggara pemilu. KPU dan Bawaslu harus bekerja secara profesional guna memastikan Pemilu 2024 sukses.
“Kalau tidak (profesional), akan jadi musibah demokrasi. Inilah pentingnya kontrol dari media dan juga masyarakat,” jelas dia.
Tantangan keempat, seluruh aparat harus netral dari kepentingan politik. Negara juga perlu memfasilitasi pemilu dengan baik untuk menjalankan fungsi kontestasi demokrasi.
Menurut Hanta, seluruh tantangan tersebut sangat krusial untuk disikapi. Sebab, esensi pemilu sejatinya menghadirkan pemimpin terbaik dari segi kapasitas, kapabilitas, rekam jejak, dan prestasi.
“Sehingga ujungnya bisa menjalankan amanah konstitusi dan menyejahterakan masyarakat,” tutur dia.
Jakarta: Ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi dalam Pemilihan Umum (
Pemilu) 2024. Pesta demokrasi lima tahunan itu diprediksi lebih riuh sehingga perlu persiapan yang lebih matang.
“Ada beberapa elemen elektoral yang sangat menentukan kualitas
demokrasi kita,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda di Kompleks Media Group, Jakarta Barat, Selasa, 7 Juni 2022.
Tantangan pertama, yakni kualitas regulasi pemilu. Aturan main pemilu harus jelas dan ditegakkan dengan serius.
“Karena riuhnya banyak, maka aturannya harus rigid dan jelas. Ini harus diperhatikan KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu),” ujar dia.
Tantangan kedua ialah komitmen kuat dari peserta pemilu. Mulai dari partai politik (parpol), calon
presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres), calon legislatif (caleg), hingga tim sukses.
“Mereka harus berkomitmen bahwa politik kebangsaan di atas politik elektoral yang siklusnya hanya lima tahunan,” papar Hanta.
Baca:
Election Channel Metro TV Siap Perangi Hoaks Terkait Pemilu
Tantangan ketiga, transparansi dan independensi penyelenggara pemilu. KPU dan Bawaslu harus bekerja secara profesional guna memastikan Pemilu 2024 sukses.
“Kalau tidak (profesional), akan jadi musibah demokrasi. Inilah pentingnya kontrol dari media dan juga masyarakat,” jelas dia.
Tantangan keempat, seluruh aparat harus netral dari kepentingan politik. Negara juga perlu memfasilitasi pemilu dengan baik untuk menjalankan fungsi kontestasi demokrasi.
Menurut Hanta, seluruh tantangan tersebut sangat krusial untuk disikapi. Sebab, esensi pemilu sejatinya menghadirkan pemimpin terbaik dari segi kapasitas, kapabilitas, rekam jejak, dan prestasi.
“Sehingga ujungnya bisa menjalankan amanah konstitusi dan menyejahterakan masyarakat,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)