Ilustrasi.
Ilustrasi.

Sutiyoso Rentan Politisasi BIN

M Rodhi Aulia • 11 Juni 2015 17:57
medcom.id, Jakarta: Penunjukkan calon Kepala Badan Intelijen Negara Letjen Purnawirawan TNI Sutiyoso membuat lembaga negara itu rentan dipolitisasi. Karena mantan Gubernur DKI itu Berlatar belakang partai politik.
 
Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, mengatakan, seseorang seringkali mendapat resistensi atau penolakan publik saat dicalonkan menempati jabatan strategis. Seperti halnya jajaran kabinet dan petinggi lembaga negara.
 
"Sebagai kepala BIN yang berasal dari partai politik, Sutiyoso dikhawatirkan akan menjadikan BIN sebagai lembaga politis. Harusnya Presiden mampu menghindari potensi politisasi lembaga ini," kata Poengky di Kantor Imparsial, Jalan Tebet Utara II C, Nomor 25, Jakarta Selatan, Kamis (11/6/2015).
 
Saat ini Sutiyoso menjabat Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Jabatan itu ia sandang sejak April 2010. Pria yang akrab disapa Bang Yos ini terpilih kembali untuk periode kedua, yaitu 2015 hingga 2020 di kongres Medan.
 
Direktur Program Imparsial Al Araf mengatakan, BIN adalah mata dan telinga presiden. BIN bekerja untuk mendeteksi ancaman yang membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
"Penataan sektor keamanan harus terlepas dari interest atau kepentingan apapun, terutama politik,” katanya.
 
Menurut Al Araf, ada dua sosok yang pantas menjadi Kepala BIN yang memahami kompleksitas tantangan di era reformasi. Dia menyebutkan nama mantan Kepala Staf Teritorial TNI Letjen Purn Agus Widjojo.
 
Selain itu, Al Araf juga menginginkan kepala BIN yang berasal dari kalangan sipil. Ia melontarkan nama Rizal Sukma. Rizal adalah pengamat militer yang menjabat Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan