medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua DPD Darmayanti Lubis berharap masyarakat Batak kembali mendorong pemerintah agar mendaftarkan ulos sebagai warisan budaya Indonesia. Dia ingin kain khas suku Batak itu diakui sebagai warisan budaya seperti batik.
"Perlu disiapkan segala persyaratan untuk bisa (ulos) terdaftar di UNESCO seperti batik. Untuk itu ulos perlu terus dikembangkan dan diperkenalkan hingga diterima di seluruh mancanegara," kata Darmayanti saat menghadiri pembukaan Festival Hari Ulos 2017 di Simalungun, Sumatera Utara.
Pembukaan Festival Hari Ulos juga dihadiri senator Fahira Idris, Antum Fatmawati, Ririn Darmayanti dan Novita Annakota. Juga ada Bupati Simalungun J.R. Saragih, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Simalungun Pahala R.B. Sinaga, dan Ketua Yayasan Pemberdayaan Perempuan Indonesia (YPPI) Enni Martalena Pasaribu.
Darmayanti menceritakan sejarah ulos dan sangat penting bagi masyarakat Batak. "Ulos merupakan benda sakral dan simbol restu, kasih sayang dan persatuan," ujar dia.
Dia berharap, melalui festival ini mampu melestrasikan kain ulos kepada generasi penerus. Dia tak ingin, minat anak muda terhadap ulos cenderung menurun.
"Ulos haruslah dilestarikan dan diturunkan ke generasi kita sekarang dan seterusnya, jangan sampai punah," ucapnya.
Senator asal Sumatera Utara itu juga berharap semua kalangan bisa memberi dukungan terhadap perkembangan kain ulos, di antaranya dengan ikut membantu perkembangan pengrajin, desainer, promosi dalam setiap kegiatan.
"Jangan sampai ada pihak-pihak asing yang lebih dulu mencintai dan menjadikan kain ulos sebagai budaya dan bisnis besar mereka," tutupnya.
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua DPD Darmayanti Lubis berharap masyarakat Batak kembali mendorong pemerintah agar mendaftarkan ulos sebagai warisan budaya Indonesia. Dia ingin kain khas suku Batak itu diakui sebagai warisan budaya seperti batik.
"Perlu disiapkan segala persyaratan untuk bisa (ulos) terdaftar di UNESCO seperti batik. Untuk itu ulos perlu terus dikembangkan dan diperkenalkan hingga diterima di seluruh mancanegara," kata Darmayanti saat menghadiri pembukaan Festival Hari Ulos 2017 di Simalungun, Sumatera Utara.
Pembukaan Festival Hari Ulos juga dihadiri senator Fahira Idris, Antum Fatmawati, Ririn Darmayanti dan Novita Annakota. Juga ada Bupati Simalungun J.R. Saragih, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Simalungun Pahala R.B. Sinaga, dan Ketua Yayasan Pemberdayaan Perempuan Indonesia (YPPI) Enni Martalena Pasaribu.
Darmayanti menceritakan sejarah ulos dan sangat penting bagi masyarakat Batak. "Ulos merupakan benda sakral dan simbol restu, kasih sayang dan persatuan," ujar dia.
Dia berharap, melalui festival ini mampu melestrasikan kain ulos kepada generasi penerus. Dia tak ingin, minat anak muda terhadap ulos cenderung menurun.
"Ulos haruslah dilestarikan dan diturunkan ke generasi kita sekarang dan seterusnya, jangan sampai punah," ucapnya.
Senator asal Sumatera Utara itu juga berharap semua kalangan bisa memberi dukungan terhadap perkembangan kain ulos, di antaranya dengan ikut membantu perkembangan pengrajin, desainer, promosi dalam setiap kegiatan.
"Jangan sampai ada pihak-pihak asing yang lebih dulu mencintai dan menjadikan kain ulos sebagai budaya dan bisnis besar mereka," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)