Kabul: Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri konferensi proses perdamaian Kabul. Kalla menegaskan kehadirannya menunjukkan komitmen Indonesia ambil bagian dalam proses perdamaian di Afghanistan.
“Saya hadir di konferensi ini dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam proses perdamaian dan Perdamaian di Afghanistan,” kata Kalla di hadapan sejumlah pimpinan Afghanistan di Kabul melalui keterangan yang diterima, Rabu, 28 Februari 2018.
Pertemuan ini sangat penting untuk menghentikan konflik berkepanjangan yang berlangsung selama 40 tahun di Afhghanistan. Apalagi, konflik ini telah membuat masyarakat Afghanistan menderita.
Baca: Pagi Ini, Wapres Jusuf Kalla Bertemu dengan Presiden Afganistan
Kalla menyebut konflik tak hanya merobek persatuan dan kesatuan bangsa. Lebih jauh, konflik ini bahkan menghambat pembangunan sosial dan ekonomi Afghanistan. "Konflik tidak pernah menguntungkan siapa pun," tegas Kalla.
Dalam kesempatan itu, Kalla bercerita tentang persatuan di Indonesia. Indonesia merupakan negara multietnis. Lebih dari 700 kelompok etnis dan 340 bahasa daerah ada di Indonesia.
Indonesia juga telah melalui beragam konflik besar yang mengundang perhatian. Tapi, tantangan dan konflik ini berhasil dilewati.
"Allhamdulillah kami mampu mengatasi tantangan dan konflik. Kami merasa terhormat untuk berbagi pengalaman ini," kata dia.
Kalla menambahkan, perdamaian harus dimulai dengan sifat saling percaya antargolongan masyarakat. Seluruh elemen masyarakat di Afghanistan harus membangun komitmen yang kuat dan solid membangun dialog.
"Inklusivitas dalam membangun perdamaian sangat penting. Setiap orang Afghanistan adalah elemen kunci dan harus menjadi bagian dari solusi. Suara setiap orang Afghanistan harus didengar. Tidak ada yang harus ditinggalkan, semua suara terdengar. Karena Inklusivitas menyuntikkan rasa memiliki dan berbagi tanggung jawab terhadap perdamaian dan pembangunan perdamaian,” pesan Wapres.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Indonesia sangat memahami peran penting dalam memelihara perdamaian, terutama melalui nilai dan prinsip toleransi Islam.
Untuk itu, kata Wapres, Indonesia tanpa ragu menerima permintaan Afghanistan untuk menjadi tuan rumah Konferensi Ulama Internasional.
"Indonesia percaya bahwa Konferensi Ulama ini akan berkontribusi untuk mengakhiri konflik yang menghancurkan,” ucapnya.
Kabul: Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri konferensi proses perdamaian Kabul. Kalla menegaskan kehadirannya menunjukkan komitmen Indonesia ambil bagian dalam proses perdamaian di Afghanistan.
“Saya hadir di konferensi ini dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam proses perdamaian dan Perdamaian di Afghanistan,” kata Kalla di hadapan sejumlah pimpinan Afghanistan di Kabul melalui keterangan yang diterima, Rabu, 28 Februari 2018.
Pertemuan ini sangat penting untuk menghentikan konflik berkepanjangan yang berlangsung selama 40 tahun di Afhghanistan. Apalagi, konflik ini telah membuat masyarakat Afghanistan menderita.
Baca: Pagi Ini, Wapres Jusuf Kalla Bertemu dengan Presiden Afganistan
Kalla menyebut konflik tak hanya merobek persatuan dan kesatuan bangsa. Lebih jauh, konflik ini bahkan menghambat pembangunan sosial dan ekonomi Afghanistan. "Konflik tidak pernah menguntungkan siapa pun," tegas Kalla.
Dalam kesempatan itu, Kalla bercerita tentang persatuan di Indonesia. Indonesia merupakan negara multietnis. Lebih dari 700 kelompok etnis dan 340 bahasa daerah ada di Indonesia.
Indonesia juga telah melalui beragam konflik besar yang mengundang perhatian. Tapi, tantangan dan konflik ini berhasil dilewati.
"Allhamdulillah kami mampu mengatasi tantangan dan konflik. Kami merasa terhormat untuk berbagi pengalaman ini," kata dia.
Kalla menambahkan, perdamaian harus dimulai dengan sifat saling percaya antargolongan masyarakat. Seluruh elemen masyarakat di Afghanistan harus membangun komitmen yang kuat dan solid membangun dialog.
"Inklusivitas dalam membangun perdamaian sangat penting. Setiap orang Afghanistan adalah elemen kunci dan harus menjadi bagian dari solusi. Suara setiap orang Afghanistan harus didengar. Tidak ada yang harus ditinggalkan, semua suara terdengar. Karena Inklusivitas menyuntikkan rasa memiliki dan berbagi tanggung jawab terhadap perdamaian dan pembangunan perdamaian,” pesan Wapres.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Indonesia sangat memahami peran penting dalam memelihara perdamaian, terutama melalui nilai dan prinsip toleransi Islam.
Untuk itu, kata Wapres, Indonesia tanpa ragu menerima permintaan Afghanistan untuk menjadi tuan rumah Konferensi Ulama Internasional.
"Indonesia percaya bahwa Konferensi Ulama ini akan berkontribusi untuk mengakhiri konflik yang menghancurkan,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)