Jakarta: Politikus senior Partai Golkar Agun Gunandjar ikut mencari peruntungan dalam bursa ketua umum (ketum) Partai Golkar. Keputusannya buat maju sudah bulat usai mengikuti rapat pleno Partai Golkar, Sabtu, 23 November 2019.
"Saya mendeklarasikan maju sebagai calon ketum hari itu (Sabtu)," kata Agun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 26 November 2019.
Agun memutuskan maju lantaran mendapat dukungan dari Ketua Panitia Munas Melchias Markus Mekeng. Mekeng, kata dia, akan memberikan garansi bersikap netral dalam pemilihan ketum.
"Dia tidak akan menghalangi. Saya akan berusaha memberikan ruang untuk kontestasi di munas. Kami sejak awal meminta untuk duduk di Dewan Pengarah untuk menciptakan munas benar-benar demokratis," kata dia.
Saat ditanya jumlah dukungan, bekas pegawai Lembaga Permasyarakatan Kelas I Tangerang, Banten, itu tak mau banyak bicara. Dia menyebut jumlah dukungan hanya bisa dilihat usai pemilihan.
Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN) itu menegaskan, untuk menjadi calon ketum harus menempuh cara yang demokratis. Dia harus melewati pendaftaran, verifikasi calon, debat, penyampaian visi dan misi.
"Kemudian para pemilih itu dipersilakan masuk ke dalam bilik suara kemudian dihitung. Siapa yang dapat 30 persen baru ketahuan," ujar dia.
Agun berharap pemilih dapat memegang kedaulatan secara jujur dan objektif. Agun pun bakal bertarung dengan Ketum petahana Airlangga Hartarto dan Wakil Koordinator bidang Pratama Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang mengincar kursi di pucuk pimpinan Golkar.
Jakarta: Politikus senior Partai Golkar Agun Gunandjar ikut mencari peruntungan dalam bursa ketua umum (ketum) Partai Golkar. Keputusannya buat maju sudah bulat usai mengikuti rapat pleno Partai Golkar, Sabtu, 23 November 2019.
"Saya mendeklarasikan maju sebagai calon ketum hari itu (Sabtu)," kata Agun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 26 November 2019.
Agun memutuskan maju lantaran mendapat dukungan dari Ketua Panitia Munas Melchias Markus Mekeng. Mekeng, kata dia, akan memberikan garansi bersikap netral dalam pemilihan ketum.
"Dia tidak akan menghalangi. Saya akan berusaha memberikan ruang untuk kontestasi di munas. Kami sejak awal meminta untuk duduk di Dewan Pengarah untuk menciptakan munas benar-benar demokratis," kata dia.
Saat ditanya jumlah dukungan, bekas pegawai Lembaga Permasyarakatan Kelas I Tangerang, Banten, itu tak mau banyak bicara. Dia menyebut jumlah dukungan hanya bisa dilihat usai pemilihan.
Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN) itu menegaskan, untuk menjadi calon ketum harus menempuh cara yang demokratis. Dia harus melewati pendaftaran, verifikasi calon, debat, penyampaian visi dan misi.
"Kemudian para pemilih itu dipersilakan masuk ke dalam bilik suara kemudian dihitung. Siapa yang dapat 30 persen baru ketahuan," ujar dia.
Agun berharap pemilih dapat memegang kedaulatan secara jujur dan objektif. Agun pun bakal bertarung dengan Ketum petahana Airlangga Hartarto dan Wakil Koordinator bidang Pratama Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang mengincar kursi di pucuk pimpinan
Golkar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
