Jakarta: Elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) disebut terkerek pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. Hal tersebut tergambar dalam survei Indonesia Political Opinion (IPO).
"Pidato Ketum PBNU yang menyatakan tidak haram memilih PAN, rupanya menjalar ke pemilih nahdliyin, mereka tidak lagi terkonsentrasi pada PKB atau PPP," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah melalui keterangan yang dikutip Minggu, 12 Maret 2023.
Elektabilitas PAN pada survei teranyar IPO meningkat 2,1 persen. PAN mendapat 5 persen pada jajak pendapat yang digelar 1-7 Maret 2023.
Dia mengatakan pernyataan Gus Yahya dalam peringatan satu abad NU pada medio Februari 2023 membeberkan PAN sebagai partai yang rasional. Hal tersebut, berdampak masif pada tingkat keterpilihan di luar Pulau Jawa.
"Di luar Jawa justru menjadi wilayah PAN dan ini kabar baik untuk PAN agar semakin gencar promosikan hubungan NU dan PAN," ujar Dedi.
PAN mampu melampaui Partai Keadilan Sosial (PKS) yang berada di posisi keenam dengan elektabilitas 4,9 persen. Saat ini, elektabilitas PAN hanya terpaut 1,6 persen dengan PKB yang memiliki tingkat keterpilihan 7,6 persen.
"Tidak bisa dialihkan dari pikiran publik, bahwa pemilih NU mayoritas, dan membaca elektabilitas PKB atau PPP, rasanya tidak semua tertampung di sana, ini momentum bagi PAN menyasar mereka," kata dia.
Berikut elektabilitas partai politik dalam survei IPO:
PDI Perjuangan 23,9 persen
Partai Golkar 11,5 persen
Partai Demokrat 10,1 persen
Partai Gerindra 9,9 persen
Partai Kebangkitan Bangsa 7,6 persen
Partai NasDem 7,2 persen
Partai Amanat Nasional 5,0 persen
Partai Keadilan Sejahtera 4,9 persen
Partai Persatuan Indonesia 4,1
Partai Persatuan Pembangunan 1,7 persen
Sementara itu, elektabilitas 14 partai politik kisaran 0,2 persen.
Survei dilakukan secara tatap muka dengan 1.200 responden dengan margin of error 2,5 persen dan tingkat akurasi data 95 persen. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Elektabilitas Partai Amanat Nasional (
PAN) disebut terkerek pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. Hal tersebut tergambar dalam survei Indonesia Political Opinion (IPO).
"Pidato Ketum
PBNU yang menyatakan tidak haram memilih PAN, rupanya menjalar ke pemilih nahdliyin, mereka tidak lagi terkonsentrasi pada PKB atau PPP," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah melalui keterangan yang dikutip Minggu, 12 Maret 2023.
Elektabilitas PAN pada survei teranyar IPO meningkat 2,1 persen. PAN mendapat 5 persen pada jajak pendapat yang digelar 1-7 Maret 2023.
Dia mengatakan pernyataan Gus Yahya dalam peringatan satu abad NU pada medio Februari 2023 membeberkan PAN sebagai
partai yang rasional. Hal tersebut, berdampak masif pada tingkat keterpilihan di luar Pulau Jawa.
"Di luar Jawa justru menjadi wilayah PAN dan ini kabar baik untuk PAN agar semakin gencar promosikan hubungan NU dan PAN," ujar Dedi.
PAN mampu melampaui Partai Keadilan Sosial (PKS) yang berada di posisi keenam dengan elektabilitas 4,9 persen. Saat ini, elektabilitas PAN hanya terpaut 1,6 persen dengan PKB yang memiliki tingkat keterpilihan 7,6 persen.
"Tidak bisa dialihkan dari pikiran publik, bahwa pemilih NU mayoritas, dan membaca elektabilitas PKB atau PPP, rasanya tidak semua tertampung di sana, ini momentum bagi PAN menyasar mereka," kata dia.
Berikut elektabilitas partai politik dalam survei IPO:
- PDI Perjuangan 23,9 persen
- Partai Golkar 11,5 persen
- Partai Demokrat 10,1 persen
- Partai Gerindra 9,9 persen
- Partai Kebangkitan Bangsa 7,6 persen
- Partai NasDem 7,2 persen
- Partai Amanat Nasional 5,0 persen
- Partai Keadilan Sejahtera 4,9 persen
- Partai Persatuan Indonesia 4,1
- Partai Persatuan Pembangunan 1,7 persen
Sementara itu, elektabilitas 14 partai politik kisaran 0,2 persen.
Survei dilakukan secara tatap muka dengan 1.200 responden dengan margin of error 2,5 persen dan tingkat akurasi data 95 persen. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)