medcom.id, Jakarta: Saat Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar tengah berlangsung di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Beredar rekaman suara yang diduga Ketua Panitia Munas Golkar Nurdin Halid saat sedang memimpin rapat tertutup dengan seluruh Ketua DPD I Golkar.
Rekaman suara tersebut, kata anggota tim penyelamat Partai Golkar Agun Gunandjar, menjadi salah satu alat bukti yang akan dibawa dalam gugatannya ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Rekaman yang beredar di Munas Bali akan jadi alat bukti gugatan ke PTUN," kata Agun di Komplek Parlemen, Senayan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2014).
Menurut dia, rekaman tersebut dinilai cukup untuk dijadikan alat bukti dalam gugatannya nanti. Sebab, di rekaman itu secara jelas digambarkan bahwa Munas IX Golkar di Bali ini telah digelar secara tidak demokratis.
"Termasuk soal rekaman yang menggambarkan itu sebagai skenario jahat. Saya rasa itu cukup sebagai bukti," ujar dia.
Anggota DPR Fraksi Partai Golkar ini menambahkan bahwa tim penyelamat akan berbicara ke Kementerian Hukum dan HAM, supaya tidak terburu-buru mengesahkan hasil Munas di Bali.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam rekaman suara tersebut dipaparkan skenario pemenangan Ketua Umum Partai Golkar petahana Aburizal Bakrie, sebagai ketua umum lagi untuk masa jabatan kedua.
medcom.id, Jakarta: Saat Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar tengah berlangsung di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Beredar rekaman suara yang diduga Ketua Panitia Munas Golkar Nurdin Halid saat sedang memimpin rapat tertutup dengan seluruh Ketua DPD I Golkar.
Rekaman suara tersebut, kata anggota tim penyelamat Partai Golkar Agun Gunandjar, menjadi salah satu alat bukti yang akan dibawa dalam gugatannya ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Rekaman yang beredar di Munas Bali akan jadi alat bukti gugatan ke PTUN," kata Agun di Komplek Parlemen, Senayan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2014).
Menurut dia, rekaman tersebut dinilai cukup untuk dijadikan alat bukti dalam gugatannya nanti. Sebab, di rekaman itu secara jelas digambarkan bahwa Munas IX Golkar di Bali ini telah digelar secara tidak demokratis.
"Termasuk soal rekaman yang menggambarkan itu sebagai skenario jahat. Saya rasa itu cukup sebagai bukti," ujar dia.
Anggota DPR Fraksi Partai Golkar ini menambahkan bahwa tim penyelamat akan berbicara ke Kementerian Hukum dan HAM, supaya tidak terburu-buru mengesahkan hasil Munas di Bali.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam rekaman suara tersebut dipaparkan skenario pemenangan Ketua Umum Partai Golkar petahana Aburizal Bakrie, sebagai ketua umum lagi untuk masa jabatan kedua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)