Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mendaftarkan GeNose C19 ke Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Alat pendeteksi covid-19 buatan dalam negeri itu diharapkan dapat restu untuk digunakan kepentingan medis.
"Untuk bisa secara medis itu harus ada persetujuan dari WHO. Mudah-mudahan nanti bisa digunakan," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2021.
Alat yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu akan diuji di Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes (Balitbangkes) sebelum dibawa ke WHO. Pengujian akan dilakukan bersama pengembang.
"Jadi sekarang kita membeli beberapa GeNose, mau kita tes," ungkap dia.
Mantan Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menilai GeNose bagus untuk deteksi dini. Bahkan, GeNose sudah dipakai untuk mendeteksi kondisi calon penumpang di beberapa moda transportasi.
"Kita sudah membeli untuk beberapa tapi belum bisa digunakan untuk diagnostik medis," ujar dia.
Baca: Fraksi NasDem Mendorong Kemenkes Memanfaatkan Jamu dan GeNose
Sebelumnya, Fraksi Partai NasDem mendorong Kemenkes menggunakan temuan GeNose C19. Sebab, akurasi alat pendeteksi covid-19 ini lebih akurat dari rapid test antigen.
"Ketika saya kena covid-19 awal Januari, rapid test antigen negatif, tapi di PCR (polymerase chain reaction) positif," kata anggota Komisi IX Nurhadi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) akan mendaftarkan
GeNose C19 ke Organisasi Kesehatan Dunia atau
World Health Organization (WHO). Alat pendeteksi
covid-19 buatan dalam negeri itu diharapkan dapat restu untuk digunakan kepentingan medis.
"Untuk bisa secara medis itu harus ada persetujuan dari WHO. Mudah-mudahan nanti bisa digunakan," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2021.
Alat yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu akan diuji di Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes (Balitbangkes) sebelum dibawa ke WHO. Pengujian akan dilakukan bersama pengembang.
"Jadi sekarang kita membeli beberapa GeNose, mau kita tes," ungkap dia.
Mantan Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menilai GeNose bagus untuk deteksi dini. Bahkan, GeNose sudah dipakai untuk mendeteksi kondisi calon penumpang di beberapa moda transportasi.
"Kita sudah membeli untuk beberapa tapi belum bisa digunakan untuk diagnostik medis," ujar dia.
Baca: Fraksi NasDem Mendorong Kemenkes Memanfaatkan Jamu dan GeNose
Sebelumnya, Fraksi Partai NasDem mendorong Kemenkes menggunakan temuan GeNose C19. Sebab, akurasi alat pendeteksi covid-19 ini lebih akurat dari
rapid test antigen.
"Ketika saya kena covid-19 awal Januari,
rapid test antigen negatif, tapi di PCR (
polymerase chain reaction) positif," kata anggota Komisi IX Nurhadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)