Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto yakin perjanjian perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bakal menggenjot ekspor Indonesia. RCEP dinilai mempercepat pemulihan ekonomi global di tengah pandemi virus korona (covid-19).
“RCEP akan memberikan efek berlanjut perekonomian bagi kinerja ekspor Indonesia dan merupakan pencapaian tersendiri bagi Indonesia di kancah perdagangan internasional,” kata Agus di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu, 15 November 2020.
Menurut dia, RCEP diinisiasi Indonesia sejak 2011. Proses perundingan yang hampir 10 tahun akhirnya rampung bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-4 RCEP hari ini.
Baca: 15 Negara Asia Pasifik Sepakati Perdagangan Bebas
RCEP menjadi kesepakatan perdagangan regional terbesar di dunia. Perjanjian itu bakal mendorong pemulihan ekonomi dari resesi global.
Keuntungan lainnya, kata Agus, RCEP mendorong Indonesia lebih dalam pada rantai pasokan global. Indonesia dapat memanfaatkan backward linkage dengan memenuhi kebutuhan bahan baku atau bahan penolong yang lebih kompetitif dari negara RCEP lainnya.
“Serta forward linkage yakni dengan memasok bahan baku atau bahan penolong ke negara RCEP lainnya,” papar Agus.
Agus mengatakan Indonesia harus memanfaatkan momen ini untuk memperbaiki iklim investasi, mewujudkan kemudahan lalu-lintas barang dan jasa, serta meningkatkan daya saing infrastruktur dan suprastruktur ekonomi. Seluruh upaya itu harus rutin dipantau sambil merespons tren konsumen dunia.
Presiden Joko Widodo menandatangani perjanjian RCEP. Perjanjian itu menjadi bukti komitmen Indonesia mendukung multilateralisme yang terbuka, adil, dan menguntungkan semua pihak. Hal ini memberikan harapan dan optimisme baru bagi pemulihan ekonomi pascapandemi.
Kepala Negara mengatakan RCEP juga simbol komitmen pemimpin negara di kawasan terhadap paradigma win-win yang mengutamakan kepentingan bersama. Komitmen itu terdiri atas perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik.
Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto yakin perjanjian perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (
RCEP) bakal menggenjot ekspor Indonesia. RCEP dinilai mempercepat
pemulihan ekonomi global di tengah pandemi virus korona (covid-19).
“RCEP akan memberikan efek berlanjut perekonomian bagi kinerja ekspor Indonesia dan merupakan pencapaian tersendiri bagi Indonesia di kancah perdagangan internasional,” kata Agus di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu, 15 November 2020.
Menurut dia, RCEP diinisiasi Indonesia sejak 2011. Proses perundingan yang hampir 10 tahun akhirnya rampung bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-4 RCEP hari ini.
Baca:
15 Negara Asia Pasifik Sepakati Perdagangan Bebas
RCEP menjadi kesepakatan perdagangan regional terbesar di dunia. Perjanjian itu bakal mendorong pemulihan ekonomi dari resesi global.
Keuntungan lainnya, kata Agus, RCEP mendorong Indonesia lebih dalam pada rantai pasokan global. Indonesia dapat memanfaatkan
backward linkage dengan memenuhi kebutuhan bahan baku atau bahan penolong yang lebih kompetitif dari negara RCEP lainnya.
“Serta
forward linkage yakni dengan memasok bahan baku atau bahan penolong ke negara RCEP lainnya,” papar Agus.
Agus mengatakan Indonesia harus memanfaatkan momen ini untuk memperbaiki iklim investasi, mewujudkan kemudahan lalu-lintas barang dan jasa, serta meningkatkan daya saing infrastruktur dan suprastruktur ekonomi. Seluruh upaya itu harus rutin dipantau sambil merespons tren konsumen dunia.
Presiden Joko Widodo menandatangani perjanjian RCEP. Perjanjian itu menjadi bukti komitmen Indonesia mendukung multilateralisme yang terbuka, adil, dan menguntungkan semua pihak. Hal ini memberikan harapan dan optimisme baru bagi pemulihan ekonomi pascapandemi.
Kepala Negara mengatakan RCEP juga simbol komitmen pemimpin negara di kawasan terhadap paradigma
win-win yang mengutamakan kepentingan bersama. Komitmen itu terdiri atas perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)