Capres Joko Widodo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) menunjukkan nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Jumat (21/9/2018). Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Capres Joko Widodo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) menunjukkan nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Jumat (21/9/2018). Foto: Antara/Puspa Perwitasari

Isu PKI Rentan Dijadikan Alat untuk Menyerang

Misbahol Munir • 24 September 2018 21:27
Jakarta: Direktur Emrus Corner, Emrus Sihombang mengatakan, isu PKI diprediki akan muncul sebagai penumpang gelap di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
 
Menurut Emrus, bukan hanya dalam Pilpres, di setiap dinamika politik penumpang gelap merupakan sesuatu yang niscaya dan selalu ada. Hal itu tidak terbatas pada dinamika politik nasional semata, namun juga mewarnai dinamika politik daerah.
 
"Saya mau katakan bahwa tidak hanya Pilpres, dalam dinamika politik penumpang gelap itu adalah sesuatu yang tak tertolakkan dan tak ternafikkan," kata Emrus di Jakarta, Senin, 24 September 2018.

Dia menjelaskan, penumpang gelap dalam Pilpres 2019 bisa berbentuk sosok dan bisa juga dalam bentuk isu atau agenda tertentu. Bahkan bisa kolaborasi antara keduanya. Yaitu orang atau kelompok dan isu sekaligus yang menjadi penumpang gelap.
 
Produk dari penumpang gelap itu, lanjut Emrus, berupa isu dan informasi hoaks yang bisa juga berkaitan dengan ideologi tertentu, sebut saja isu PKI dan HTI yang masih masif dihembuskan di media sosial.
 
Isu-isu itu juga bisa dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menyerang kelompok lainnya. Misalnya, isu PKI yang terus dimainkan. Tujuannya untuk melemahkan kandidat pasangan capres tertentu.
 
Karena itu, Emrus menyarankan kedua pasangan capres dan cawapres saling membela satu sama lain ketika pesaingnya diserang isu hoaks atau kabar bohong dan ujaran kebencian.
 
Hal senada dikatakan Pengamat Intelijen Nuruddin Lazuardi. Kata dia, keberadaan penumpang gelap sudah tertulis dalam sejarah intelijen dan sejarah kenegaraan di belahan dunia mana pun.
 
"Penumpang gelap ini selalu menumpangi event-event besar di berbagai negara, baik itu event politik, ekonomi dan budaya," ujar Nuruddin. Seperti halnya isu PKI yang belakangan marak di media sosial, khususnya di bulan September, kata dia, hal itu merupakan isu tahunan yang selalu dibuat kelompok tertentu untuk membuat polarisasi di masyarakat.
 
Solusinya, menurut mantan wartawan investigasi itu, adalah ketegasan penegak hukum. Jika penegak hukum tegas, isu-isu hoaks seperti PKI yang berpotensi menjadi penumpang gelap, tidak akan tumbuh subur.
 
Sementara itu, Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Zuhairi Misrawi menegaskan, pihaknya mewaspadapi potensi munculnya penumpang gelap yang bakal menggerus suara mereka di Pilpres 2019. Hal penting yang dilakukan adalah memperkuat visi, misi dan program untuk kemajuan Indonesia.
 
"Penumpang gelap biasannya muncul dengan memproduksi isu negatif dan berita bohong. Dengan fokus pada isu ekonomi dan pembangunan, maka isu negatif yang dimainkan penumpang gelap bisa diredam," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
 
Zuhairi mengklaim, pihaknya memiliki 15 ribu calon legislatif (Caleg) dari tingkat pusat sampai daerah yang akan menjadi juru kampanye Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, melalui para caleg itu, ruang gerak penumpang gelap akan semakin sempit untuk menyusupi isu dan ideologi yang berbahaya bagi kesatuan dan persatuan.
 
"Begitu banyak caleg yang bakal menyampaikan ke publik, tentang program-program. Sejauh kita konsisten dan fokus menyampaikan gagasan, maka tak ada penumpang gelap," kata Zuhairi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan