Jakarta: Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengkritisi pandangan miring terkait oposisi. Pemahaman oposisi hadir untuk mengganggu harus diluruskan.
"(Pandangan ini) akan mendorong negara ke jurang tirani mayoritas dan otoritarianisme," ujar Pangi di Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.
Menurutnya, ada dua hal yang harus dibenahi. Pertama, stigma pemenang harus melakukan rekomposisi atas koalisinya dengan menggandeng pihak yang kalah.
Pangi menilai hal ini tak perlu. Sebab, upaya tersebut akan memengaruhi persepsi publik. Misalnya, menunjukkan pihak petahana yang tak percaya diri atas kekuatan koalisinya sendiri.
"Di sisi lain juga sebagai upaya membungkam kelompok oposisi untuk melumpuhkan daya kritisnya terhadap kekuasaan," ujar dia.
Pangi menyarankan oposisi konsisten terhadap koalisinya. Sebab dalam negara demokrasi, second opinion dari mereka sangat diperlukan.
Dia berharap oposisi juga tak hanya mengkiritik kebijakan dengan dasar yang kuat. Namun harus punya alternatif yang konstruktif untuk pemerintahan.
"Dengan harapan bisa menjadi jalan pikiran yang lebih baik untuk perbaikan bangsa ke depannya," ujar Pangi.
Pangi juga mengkritisi wacana petahana bagi-bagi kekuasaan. Sebab, kekuatan partai pendukung petahana saat ini sudah mencapai 60 persen dari total partai politik.
"Apakan belum cukup dukungan partai di parlemen sekarang terhadap pemerintahan Jokowi?" ujar dia.
Jakarta: Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengkritisi pandangan miring terkait oposisi. Pemahaman oposisi hadir untuk mengganggu harus diluruskan.
"(Pandangan ini) akan mendorong negara ke jurang tirani mayoritas dan otoritarianisme," ujar Pangi di Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.
Menurutnya, ada dua hal yang harus dibenahi. Pertama, stigma pemenang harus melakukan rekomposisi atas koalisinya dengan menggandeng pihak yang kalah.
Pangi menilai hal ini tak perlu. Sebab, upaya tersebut akan memengaruhi persepsi publik. Misalnya, menunjukkan pihak petahana yang tak percaya diri atas kekuatan koalisinya sendiri.
"Di sisi lain juga sebagai upaya membungkam kelompok oposisi untuk melumpuhkan daya kritisnya terhadap kekuasaan," ujar dia.
Pangi menyarankan oposisi konsisten terhadap koalisinya. Sebab dalam negara demokrasi,
second opinion dari mereka sangat diperlukan.
Dia berharap oposisi juga tak hanya mengkiritik kebijakan dengan dasar yang kuat. Namun harus punya alternatif yang konstruktif untuk pemerintahan.
"Dengan harapan bisa menjadi jalan pikiran yang lebih baik untuk perbaikan bangsa ke depannya," ujar Pangi.
Pangi juga mengkritisi wacana petahana bagi-bagi kekuasaan. Sebab, kekuatan partai pendukung petahana saat ini sudah mencapai 60 persen dari total partai politik.
"Apakan belum cukup dukungan partai di parlemen sekarang terhadap pemerintahan Jokowi?" ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)