Jakarta: Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memiliki masa jabatan yang singkat ketika menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Andika hanya menjabat satu tahun, karena pria lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987 ini bakal memasuki pensiun pada Desember 2022.
"Kita ingin lihat apakah di momentum waktu yang relatif singkat ini seorang calon ini mampu mengembalikan TNI ke khitahnya," ungkap anggota Komisi I Effendi Simbolon, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Sabtu, 6 November 2021.
Baca: 8 Visi Misi Andika Perkasa Sebagai Calon Panglima TNI
Effendy menjelaskan khitah TNI sebagai alat pertahanan negara yang menjaga kedaulatan negara. TNI diharapkan menjadi organisasi yang kuat dan mempunyai reputasi yang baik di kancah internasional.
"Kalau selama ini kita melihat ya cukup tertinggal lah dari kemampuan negara-negara sekitar, apalagi negara-negara kawasan," kata dia.
Effendy berharap, visi misi Panglima TNI yang baru mendapat dukungan kebijakan politik dari pemerintah. Tanpa dukungan politik, visi misi itu sulit terwujud.
"Kita ingin bukan hanya si calon atau si Panglima TNI kelak tetapi pemerintah juga memberikan political will-nya. karena tidak ada artinya si calon Panglima dengan gagahnya menyampaikan visi misinya tapi tidak didukung oleh kebijakan pemerintah wabil khusus kebijakan Presiden," kata dia.
Jakarta: Calon
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memiliki masa jabatan yang singkat ketika menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Andika hanya menjabat satu tahun, karena pria lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987 ini bakal memasuki pensiun pada Desember 2022.
"Kita ingin lihat apakah di momentum waktu yang relatif singkat ini seorang calon ini mampu mengembalikan TNI ke khitahnya," ungkap anggota Komisi I Effendi Simbolon, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Sabtu, 6 November 2021.
Baca:
8 Visi Misi Andika Perkasa Sebagai Calon Panglima TNI
Effendy menjelaskan khitah TNI sebagai alat pertahanan negara yang menjaga kedaulatan negara. TNI diharapkan menjadi organisasi yang kuat dan mempunyai reputasi yang baik di kancah internasional.
"Kalau selama ini kita melihat ya cukup tertinggal lah dari kemampuan negara-negara sekitar, apalagi negara-negara kawasan," kata dia.
Effendy berharap, visi misi Panglima
TNI yang baru mendapat dukungan kebijakan politik dari pemerintah. Tanpa dukungan politik, visi misi itu sulit terwujud.
"Kita ingin bukan hanya si
calon atau si Panglima TNI kelak tetapi pemerintah juga memberikan
political will-nya. karena tidak ada artinya si calon Panglima dengan gagahnya menyampaikan visi misinya tapi tidak didukung oleh kebijakan pemerintah wabil khusus kebijakan Presiden," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)