medcom.id, Jakarta: Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terus mempromosikan khilafah islamiyah sebagai solusi ideal permasalahan bangsa. Namun, pemerintah justru membungkam mereka.
Hal ini justru berbeda dengan pendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang tak pernah ditindak. HTI cemburu terhadap LGBT.
"Misalnya, sekarang para pelaku LGBT. Mereka mempromosikan terus pentingnya LGBT," kata Pengurus Pusat HTI Rahmat S Labib dalam konferensi pers di Kantor Pusat HTI, Crown Palace A25, Jalan Prof. Dr. Soepomo, Jakarta Selatan, Selasa 9 Mei 2017.
Rahmat menjelaskan kelompok LGBT terus mempromosikan diri agar suatu saat mendapatkan pengakuan atau pengesahan dari negara. Namun, ketika HTI mempromosikan syariat Islam, malah disikapi dengan pembubaran.
"Ada enggak pikiran seperti itu (promosi LGBT agar dapat pengakuan)? Ada enggak yang melempar gagasan seperti itu? Pertanyaan saya, yang melempar gagasan seperti itu, sekarang ditangkap atau tidak?" ujar Rahmat.
Apakah Islam itu lebih hina daripada sekulerisme?
- Rahmat S Labib
Padahal, menurut Rahmat, gerakan LGBT tersebut melanggar undang-undang. Rahmat kecewa dengan sikap pemerintah terhadap HTI.
"Loh, yang mempromosikan kepada LGBT supaya disahkan saja, tidak dianggap kriminal. Kok begitu kita mengajak kepada Islam, dianggap kriminal. Betul atau tidak seperti itu?" tanya Rahmat.
Rahmat menegaskan pemerintahan berlaku diskriminatif. Rahmat menantang pemerintah menjawab apakah Islam lebih buruk dari ideologi lain.
"Apakah Islam itu lebih hina daripada sekulerisme? Atau lebih buruk daripada kapitalisme? Lebih buruk dari liberalisme dan seterusnya? Saya kira itu yang sangat penting," ujar dia.
Rahmat menambahkan, promosi khilafah itu memang sengaja dilakukan. Sebab, tak ada suatu sistem yang tiba-tiba disahkan tanpa upaya promosi sebelumnya.
medcom.id, Jakarta: Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terus mempromosikan khilafah islamiyah sebagai solusi ideal permasalahan bangsa. Namun, pemerintah justru membungkam mereka.
Hal ini justru berbeda dengan pendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang tak pernah ditindak. HTI cemburu terhadap LGBT.
"Misalnya, sekarang para pelaku LGBT. Mereka mempromosikan terus pentingnya LGBT," kata Pengurus Pusat HTI Rahmat S Labib dalam konferensi pers di Kantor Pusat HTI, Crown Palace A25, Jalan Prof. Dr. Soepomo, Jakarta Selatan, Selasa 9 Mei 2017.
Rahmat menjelaskan kelompok LGBT terus mempromosikan diri agar suatu saat mendapatkan pengakuan atau pengesahan dari negara. Namun, ketika HTI mempromosikan syariat Islam, malah disikapi dengan pembubaran.
"Ada enggak pikiran seperti itu (promosi LGBT agar dapat pengakuan)? Ada enggak yang melempar gagasan seperti itu? Pertanyaan saya, yang melempar gagasan seperti itu, sekarang ditangkap atau tidak?" ujar Rahmat.
Apakah Islam itu lebih hina daripada sekulerisme?
- Rahmat S Labib
Padahal, menurut Rahmat, gerakan LGBT tersebut melanggar undang-undang. Rahmat kecewa dengan sikap pemerintah terhadap HTI.
"Loh, yang mempromosikan kepada LGBT supaya disahkan saja, tidak dianggap kriminal. Kok begitu kita mengajak kepada Islam, dianggap kriminal. Betul atau tidak seperti itu?" tanya Rahmat.
Rahmat menegaskan pemerintahan berlaku diskriminatif. Rahmat menantang pemerintah menjawab apakah Islam lebih buruk dari ideologi lain.
"Apakah Islam itu lebih hina daripada sekulerisme? Atau lebih buruk daripada kapitalisme? Lebih buruk dari liberalisme dan seterusnya? Saya kira itu yang sangat penting," ujar dia.
Rahmat menambahkan, promosi khilafah itu memang sengaja dilakukan. Sebab, tak ada suatu sistem yang tiba-tiba disahkan tanpa upaya promosi sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)