Jakarta: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan setiap saat melakukan survei independen terkait kualitas pelayanan dan kepuasan pengguna. Hasil survei independen menunjukkan angka kepuasan peserta BPJS Kesehatan lebih dari 80 persen.
"Yang tidak puas umumnya dia dengar dari orang ke orang. Tetapi di antara sepuluh memang ada dua yang kurang puas," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti dalam tayangan Hotroom di Metro TV, Rabu, 23 Februari 2022.
Ali menerangkan BPJS Kesehatan ingin meningkatkan pelayanan terhadap para peserta. Misalnya, mengakses BPJS Kesehatan dari rumah hingga bisa antre dari rumah.
Kini peserta BPJS Kesehatan tidak perlu menunggu lama untuk mendapat layanan. Peserta bisa memantau kapan mereka mendapatkan pelayanan dan menunggu antrean.
"Mereka bisa melihat kepesertaan yang aktif atau tidak dan cetak kartu BPJS hanya kurang dari 5 menit. Ini yang banyak orang tidak tahu. Jadi kalo dianggap membebani, membebaninya dimana?" ungkap Ali heran.
Sementara itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti merasa pelayanan BPJS sangat buruk. Hal ini dirasakannya langsung.
Ray berkali-kali mencoba mendaftar via pelayanan online. Namun, situs tidak pernah dapat diakses. Dalam pendaftaran, kata Ray, pengisian form Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) selalu gagal.
"Saya pakai aplikasi JKN Mobile, satu minggu tepat sebulan lalu dan sebelum aturan ini dibuat. Jadi tidak ada hubunganya dengan aturan ini," kata Ray. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Jakarta: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan setiap saat melakukan survei independen terkait kualitas pelayanan dan kepuasan pengguna. Hasil survei independen menunjukkan angka kepuasan peserta BPJS Kesehatan lebih dari 80 persen.
"Yang tidak puas umumnya dia dengar dari orang ke orang. Tetapi di antara sepuluh memang ada dua yang kurang puas," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti dalam tayangan
Hotroom di
Metro TV, Rabu, 23 Februari 2022.
Ali menerangkan BPJS Kesehatan ingin meningkatkan pelayanan terhadap para peserta. Misalnya, mengakses BPJS Kesehatan dari rumah hingga bisa antre dari rumah.
Kini peserta BPJS Kesehatan tidak perlu menunggu lama untuk mendapat layanan. Peserta bisa memantau kapan mereka mendapatkan pelayanan dan menunggu antrean.
"Mereka bisa melihat kepesertaan yang aktif atau tidak dan cetak kartu BPJS hanya kurang dari 5 menit. Ini yang banyak orang tidak tahu. Jadi kalo dianggap membebani, membebaninya dimana?" ungkap Ali heran.
Sementara itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti merasa pelayanan BPJS sangat buruk. Hal ini dirasakannya langsung.
Ray berkali-kali mencoba mendaftar via pelayanan
online. Namun, situs tidak pernah dapat diakses. Dalam pendaftaran, kata Ray, pengisian form Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) selalu gagal.
"Saya pakai aplikasi JKN Mobile, satu minggu tepat sebulan lalu dan sebelum aturan ini dibuat. Jadi tidak ada hubunganya dengan aturan ini," kata Ray.
(Fauzi Pratama Ramadhan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)