Jakarta: Nilai budaya Nusantara memberi makna yang luas dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan, empat konsensus kebangsaan Indonesia berakar dari nilai-nilai budaya yang diterapkan para pendahulu bangsa.
"Lewat beragam karya budaya masa lalu, kita diperlihatkan bahwa nilai-nilai toleransi dan gotong royong sudah menjadi bagian dari kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia," kata Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Februari 2022.
Keberagaman motif Batik Kudus, misalnya merupakan bukti sejarah bahwa proses akulturasi budaya berbagai etnis, antara lain Jawa, Tiongkok, Arab, dan Kolonial berlangsung dengan damai di Nusantara pada masa lalu. Bahkan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, masuknya agama Islam di Nusantara memanfaatkan sarana budaya berupa wayang.
Dengan meminjam budaya lokal, terang dia, Islam sebagai ajaran yang baru ketika itu bisa diterima masyarakat tanpa gejolak. Menurut dia, dalam proses akulturasi budaya tersebut sarat akan pengamalan nilai-nilai saling menghargai dan menghormati, toleransi, dan kebinekaan, yang saat ini merupakan bagian dari nilai-nilai yang disepakati bangsa Indonesia. Hal itu dituangkan dalam empat konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu meminta budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur dan mempersatukan bangsa ini harus dipahami dalam konteks yang tepat. Sehingga, upaya mengharamkan budaya wayang yang mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan bagian dari perjalanan sejarah bangsa serta syiar agama, bukan tindakan yang bijaksana.
Baca: Singgung Wayang, Khalid Basalamah Minta Maaf
Rerie menilai mewarisi budaya yang mengandung nilai luhur kebangsaan kepada setiap anak bangsa adalah langkah strategis agar identitas atau karakter bangsa tidak hilang. Rerie berharap para pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat mampu mewarisi budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur kebangsaan kepada generasi penerus, agar tidak ada lagi pemahaman yang keliru terhadap nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa ini.
Jakarta: Nilai
budaya Nusantara memberi makna yang luas dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan, empat konsensus kebangsaan Indonesia berakar dari nilai-nilai budaya yang diterapkan para pendahulu bangsa.
"Lewat beragam karya budaya masa lalu, kita diperlihatkan bahwa nilai-nilai
toleransi dan gotong royong sudah menjadi bagian dari kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia," kata Wakil Ketua MPR,
Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Februari 2022.
Keberagaman motif Batik Kudus, misalnya merupakan bukti sejarah bahwa proses akulturasi budaya berbagai etnis, antara lain Jawa, Tiongkok, Arab, dan Kolonial berlangsung dengan damai di Nusantara pada masa lalu. Bahkan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, masuknya agama Islam di Nusantara memanfaatkan sarana budaya berupa wayang.
Dengan meminjam budaya lokal, terang dia, Islam sebagai ajaran yang baru ketika itu bisa diterima masyarakat tanpa gejolak. Menurut dia, dalam proses akulturasi budaya tersebut sarat akan pengamalan nilai-nilai saling menghargai dan menghormati, toleransi, dan kebinekaan, yang saat ini merupakan bagian dari nilai-nilai yang disepakati bangsa Indonesia. Hal itu dituangkan dalam empat konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu meminta budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur dan mempersatukan bangsa ini harus dipahami dalam konteks yang tepat. Sehingga, upaya mengharamkan budaya
wayang yang mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan bagian dari perjalanan sejarah bangsa serta syiar agama, bukan tindakan yang bijaksana.
Baca:
Singgung Wayang, Khalid Basalamah Minta Maaf
Rerie menilai mewarisi budaya yang mengandung nilai luhur kebangsaan kepada setiap anak bangsa adalah langkah strategis agar identitas atau karakter bangsa tidak hilang. Rerie berharap para pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat mampu mewarisi budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur kebangsaan kepada generasi penerus, agar tidak ada lagi pemahaman yang keliru terhadap nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)