Jakarta: Pemerintah diminta membuat skema pelayanan dan pembiayaan yang meringankan penderita kanker. Ini perlu dilakukan agar hak penyintas kanker tidak terganggu selama pandemi covid-19.
"Wabah covid-19 ini mengkhawatirkan bagi para penyintas kanker," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) saat menyampaikan pandangan di diskusi virtual yang dilaksanakan Denpasar 12 di Jakarta, Rabu, 24 Juni 2020.
Politikus Partai NasDem itu menyebutkan, wabah virus korona mempersempit layanan kesehatan yang dibutuhkan penderita kanker. Mereka juga terbebani dari sisi pembiayaan.
"Ada beban dari sisi ekonomi untuk membiayai pengobatan," ungkap dia.
Pelaksana Harian Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Nina Kemala Sari, menyebut pihaknya sudah melakukan upaya ekstra melayani pasien kanker. Di antaranya menerapkan sejumlah langkah pencegahan sesuai protokol kesehatan saat pandemi Covid-19.
Selain itu, pihak RS Kanker Dharmais membuat kebijakan pembagian prioritas pelayanan pasien kanker. Yakni tinggi, medium dan rendah.
"Untuk penderita kanker yang masuk prioritas rendah dan bisa diatasi dengan berobat jalan, tidak perlu datang ke rumah sakit dulu di masa pandemi ini untuk mengurangi risiko," ujar Nina.
Namun, tingkat kedatangan penderita kanker cenderung meningkat sejak Juni 2020. Sebab, mereka sempat mengalami penundaan jadwal pemeriksaan dan pengobatan bulan lalu.
"Jadi kami meningkatkan kewaspadaan agar para pasien tidak tertular Covid-19, selama pengobatan," kata dia.
Ketua Cancer Information and Support Center Aryanti Baramuli Putri meminta aspirasi penderita kanker dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan kesehatan di masa pandemi. Setidaknya ada beberapa kekhawatiran penyintas kanker selama pandemi virus korona. Di antaranya pengobatan ke luar rumah.
"Ini merupakan sebagian kendala yang dihadapi para penyintas kanker," kata Aryanti.
Menanggapi kegelisahan tersebut, Ketua DPP Partai NasDem Bidang Kesehatan Okky Asokawati mengusulkan desain ulang proses pelayanan bagi pasien kanker. Ini perlu dilakukan untuk pedoman tata laksana pelayanan kesehatan pada pasien kanker di masa pandemi.
Wartawan senior Saur Hutabarat mengusulakn beberapa langkah yang bisa dilakukan meningkatkan pelayanan bagi penderita kanker, yaitu hospital at home, telemedicine dan drive-thru injection clinic. Penderita kanker tidak perlu datang ke rumah sakit dan menghadapi ancaman baru di masa pandemi.
"Investasi untuk merealisasikan konsep-konsep itu perlu dipikirkan lebih jauh, sehingga tidak ada pilihan-pilihan yang sulit bagi penderita kanker di masa pandemi," kata Saur.
Jakarta: Pemerintah diminta membuat skema pelayanan dan pembiayaan yang meringankan penderita kanker. Ini perlu dilakukan agar hak penyintas kanker tidak terganggu selama pandemi covid-19.
"Wabah covid-19 ini mengkhawatirkan bagi para penyintas kanker," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) saat menyampaikan pandangan di diskusi virtual yang dilaksanakan Denpasar 12 di Jakarta, Rabu, 24 Juni 2020.
Politikus Partai NasDem itu menyebutkan, wabah virus korona mempersempit layanan kesehatan yang dibutuhkan penderita kanker. Mereka juga terbebani dari sisi pembiayaan.
"Ada beban dari sisi ekonomi untuk membiayai pengobatan," ungkap dia.
Pelaksana Harian Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Nina Kemala Sari, menyebut pihaknya sudah melakukan upaya ekstra melayani pasien kanker. Di antaranya menerapkan sejumlah langkah pencegahan sesuai protokol kesehatan saat pandemi Covid-19.
Selain itu, pihak RS Kanker Dharmais membuat kebijakan pembagian prioritas pelayanan pasien kanker. Yakni tinggi, medium dan rendah.
"Untuk penderita kanker yang masuk prioritas rendah dan bisa diatasi dengan berobat jalan, tidak perlu datang ke rumah sakit dulu di masa pandemi ini untuk mengurangi risiko," ujar Nina.
Namun, tingkat kedatangan penderita kanker cenderung meningkat sejak Juni 2020. Sebab, mereka sempat mengalami penundaan jadwal pemeriksaan dan pengobatan bulan lalu.
"Jadi kami meningkatkan kewaspadaan agar para pasien tidak tertular Covid-19, selama pengobatan," kata dia.
Ketua Cancer Information and Support Center Aryanti Baramuli Putri meminta aspirasi penderita kanker dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan kesehatan di masa pandemi. Setidaknya ada beberapa kekhawatiran penyintas kanker selama pandemi virus korona. Di antaranya pengobatan ke luar rumah.
"Ini merupakan sebagian kendala yang dihadapi para penyintas kanker," kata Aryanti.
Menanggapi kegelisahan tersebut, Ketua DPP Partai NasDem Bidang Kesehatan Okky Asokawati mengusulkan desain ulang proses pelayanan bagi pasien kanker. Ini perlu dilakukan untuk pedoman tata laksana pelayanan kesehatan pada pasien kanker di masa pandemi.
Wartawan senior Saur Hutabarat mengusulakn beberapa langkah yang bisa dilakukan meningkatkan pelayanan bagi penderita kanker, yaitu
hospital at home,
telemedicine dan
drive-thru injection clinic. Penderita kanker tidak perlu datang ke rumah sakit dan menghadapi ancaman baru di masa pandemi.
"Investasi untuk merealisasikan konsep-konsep itu perlu dipikirkan lebih jauh, sehingga tidak ada pilihan-pilihan yang sulit bagi penderita kanker di masa pandemi," kata Saur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)