Jakarta: Pertemuan antara Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dinilai sebagai hal biasa. Pertemuan juga disebut tak akan memicu konflik antara PDIP dan PKB.
“Menurut saya pertemuan kemarin tidak bisa disimpulkan sebagai sebuah situasi yang konfliktual, misalnya apakah antara PDIP bersaing dengan PKB untuk mendapatkan posisi cawapres,” kata pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam tayangan Primetime News Metro TV, Senin, 5 September 2022.
Yunarto menyebut Puan juga sudah bertemu dengan tokoh politik lain, seperti Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta. Bahkan, Puan akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
“Kalau kita lihat kemarin pernyataan juga sangat normatif masih jauh di bawah derajat dari statement ketika Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) dengan Pak Prabowo menyatakan akan mendeklarasikan sebuah koalisi," tutur Yunarto.
Yunarto menilai PDIP dan Gerindra sangat sulit berkoalisi. Apalagi, Prabowo tak mungkin menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari PDIP.
“Menurut survei, PDIP di atasnya Gerindra, logikanya mendapatkan posisi capres adalah PDIP posisi cawapres adalah Gerindra,” kata Yunarto.
Tak sampai disitu, Yunarto menyebut ada tembok pembatas untuk PDIP dan Gerindra berkoalisi. Pembatas itu tak mungkin dalam waktu cepat diselesaikan.
Jakarta: Pertemuan antara Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra
Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDIP
Puan Maharani dinilai sebagai hal biasa. Pertemuan juga disebut tak akan memicu konflik antara PDIP dan
PKB.
“Menurut saya pertemuan kemarin tidak bisa disimpulkan sebagai sebuah situasi yang konfliktual, misalnya apakah antara PDIP bersaing dengan PKB untuk mendapatkan posisi cawapres,” kata pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam tayangan
Primetime News Metro TV, Senin, 5 September 2022.
Yunarto menyebut Puan juga sudah bertemu dengan tokoh politik lain, seperti Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta. Bahkan, Puan akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
“Kalau kita lihat kemarin pernyataan juga sangat normatif masih jauh di bawah derajat dari
statement ketika Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) dengan Pak Prabowo menyatakan akan mendeklarasikan sebuah koalisi," tutur Yunarto.
Yunarto menilai PDIP dan Gerindra sangat sulit berkoalisi. Apalagi, Prabowo tak mungkin menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari PDIP.
“Menurut survei, PDIP di atasnya Gerindra, logikanya mendapatkan posisi capres adalah PDIP posisi cawapres adalah Gerindra,” kata Yunarto.
Tak sampai disitu, Yunarto menyebut ada tembok pembatas untuk PDIP dan Gerindra berkoalisi. Pembatas itu tak mungkin dalam waktu cepat diselesaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)