Jakarta: Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Indonesia memiliki makna mendalam. Kemerdekaan yang direbut lahir dari berbagai perbedaan latar belakang suku, ras dan agama yang bersatu membentuk satu kesatuan dalam Bhineka Tunggal Ika.
"Indonesia lahir karena perbedaan, makanya semboyan Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Tanpa adanya perbedaan maka tidak ada yang namanya Indonesia. Sayangnya, saat ini mulai bermunculan kelompok yang anti terhadap perbedaan," kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi di Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2022.
Indonesia sudah menyatu dengan perbedaan. Bahkan perbedaan di negeri ini kata Teddy bukan hanya untuk menyatukan saja tetapi perbedaan bisa berjalan tanpa saling bersinggungan.
"Makanya dalam pidato menjelang hari Kemerdekaan, Presiden Jokowi meminta jangan ada lagi politik identitas, jangan ada lagi politisasi agama dan jangan ada lagi polarisasi sosial," tegasnya.
Menurut Teddy, perbedaan adalah anugerah Bangsa Indonesia. Bangsa ini tidak bisa dipaksakan untuk seragam. Namun perbedaan lahir untuk saling berdampingan dalam kehidupan berbangsa.
"Kita tidak bisa memilih untuk lahir dan hidup dengan warna apa, tapi kita bisa memilih untuk tetap bersama-sama dengan Indonesia yang membiarkan keberagaman dan perbedaan berjalan beriringan," ujarnya.
Teddy menambahkan kemerdekaan bukan hanya slogan yang dikumandangkan setiap perayaan 17 Agustus, lalu membiarkan negara ini dirongrong oleh kelompok anti perbedaan. Negara harus tegas untuk tetap menjadikan Indonesia yang berbeda, Indonesia yang memiliki keberagaman, Indonesia yang membiarkan keberagaman dan perbedaan hidup.
"Selamat hari kemerdekaan, mari kita berjuang bersama-sama, membasmi kelompok sesat yang menjadikan perbedaan adalah pertarungan," kata Teddy.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para pihak yang berkontestasi pada Pemilu 2024 tidak menggunakan politik identitas.
"Saya ingatkan, jangan ada lagi politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama. Jangan ada lagi polarisasi sosial," tegas Presiden dalam pidato HUT ke-77 RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.
Presiden berharap semua pihak semakin dewasa dalam berdemokrasi. Menurut dia, konsolidasi nasional perlu diperkuat untuk mengantisipasi perpecahan karena perbedaan pandangan politik.
Jakarta:
Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Indonesia memiliki makna mendalam. Kemerdekaan yang direbut lahir dari berbagai perbedaan latar belakang suku, ras dan agama yang bersatu membentuk satu kesatuan dalam Bhineka Tunggal Ika.
"Indonesia lahir karena perbedaan, makanya semboyan Indonesia adalah
Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Tanpa adanya perbedaan maka tidak ada yang namanya Indonesia. Sayangnya, saat ini mulai bermunculan kelompok yang anti terhadap perbedaan," kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi di Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2022.
Indonesia sudah menyatu dengan perbedaan. Bahkan perbedaan di negeri ini kata Teddy bukan hanya untuk menyatukan saja tetapi perbedaan bisa berjalan tanpa saling bersinggungan.
"Makanya dalam pidato menjelang hari Kemerdekaan,
Presiden Jokowi meminta jangan ada lagi politik identitas, jangan ada lagi politisasi agama dan jangan ada lagi polarisasi sosial," tegasnya.
Menurut Teddy, perbedaan adalah anugerah Bangsa Indonesia. Bangsa ini tidak bisa dipaksakan untuk seragam. Namun perbedaan lahir untuk saling berdampingan dalam kehidupan berbangsa.
"Kita tidak bisa memilih untuk lahir dan hidup dengan warna apa, tapi kita bisa memilih untuk tetap bersama-sama dengan Indonesia yang membiarkan keberagaman dan perbedaan berjalan beriringan," ujarnya.
Teddy menambahkan kemerdekaan bukan hanya slogan yang dikumandangkan setiap perayaan 17 Agustus, lalu membiarkan negara ini dirongrong oleh kelompok anti perbedaan. Negara harus tegas untuk tetap menjadikan Indonesia yang berbeda, Indonesia yang memiliki keberagaman, Indonesia yang membiarkan keberagaman dan perbedaan hidup.
"Selamat hari kemerdekaan, mari kita berjuang bersama-sama, membasmi kelompok sesat yang menjadikan perbedaan adalah pertarungan," kata Teddy.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para pihak yang berkontestasi pada Pemilu 2024 tidak menggunakan politik identitas.
"Saya ingatkan, jangan ada lagi politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama. Jangan ada lagi polarisasi sosial," tegas Presiden dalam pidato HUT ke-77 RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.
Presiden berharap semua pihak semakin dewasa dalam berdemokrasi. Menurut dia, konsolidasi nasional perlu diperkuat untuk mengantisipasi perpecahan karena perbedaan pandangan politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)