Paskibraka bersama Paspampres mengibarkan bendera Merah Putih dalam upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-71 RI di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016. Antara Foto/Yudhi Mahatma
Paskibraka bersama Paspampres mengibarkan bendera Merah Putih dalam upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-71 RI di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016. Antara Foto/Yudhi Mahatma

Upacara HUT RI di Istana, Sakral dan Meriah Berpadu

Astri Novaria • 18 Agustus 2016 07:30
medcom.id, Jakarta: Istana untuk rakyat terwujud dalam prosesi upacara peringatan HUT ke-71 kemerdekaan RI di Istana Kepresidenan Jakarta. Peringatan yang lebih semarak disuguhkan dengan tanpa mengurangi kesakralannya.
 
Tahun ini, jumlah tamu yang diundang Presiden didominasi masyarakat umum, yakni 70 persen, dan 30 persen sisanya pejabat negara dan perwakilan negara sahabat. Sebanyak 2.210 masyarakat umum dari latar belakang dan profesi yang berbeda diundang.
 
Upacara HUT RI di Istana, Sakral dan Meriah Berpadu
Pengunjung berfoto seusai upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-71 RI di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016. Antara Foto/Yudhi Mahatma
 
Presiden menganggap pejabat negara sudah sering mengikuti upacara bendera di kantor masing-masing. Sebaliknya, justru masyarakat yang jarang mengikuti upacara kemerdekaan.
 
Rombongan yang datang dari Jawa Barat, misalnya, semua berprofesi sebagai petani, peternak, petugas kebersihan, guru, seniman, dan perajin.

Presiden Joko Widodo menyalami para undangan secara langsung, menghampiri tenda para undangan, menegaskan bahwa mereka memang tamu presiden, bukan sekadar pelengkap upacara peringatan HUT ke-71 RI.
 
Upacara HUT RI di Istana, Sakral dan Meriah Berpadu
Polisi kecil atraksi sebelum upacara penurunan bendera Peringatan Hari Kemerdekaan ke-71 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016. Antara Foto/Puspa Perwitasari
 
Tidak hanya diwarnai sikap terbuka Presiden, kemeriahan pada acara itu juga terbangun dari prosesi pengarakan bendera pusaka bersama teks proklamasi kemerdekaan RI dari Monumen Nasional (Monas) menuju Istana Merdeka.
 
Warga antusias menonton parade dua pusaka yang dibawa anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), yakni Maria Felicia dan Amelia Septiantini dengan menaiki Kereta Kencana Ki Jaga Raksa yang didampingi pasukan berkuda.
 
"Memang bendera negara itu mestinya disimpan di Monas seperti dulu. Ada ritusnya. Jadi bukan sekadar kain. Biasanya kan sesuatu yang dihormati kan dibikin seremoni. Nah, inilah seremoninya," ujar Kepala Sekretaris Presiden, Darmansjah Djumala.
 


 
Pengibaran Bendera Merah Putih dan fly pass oleh TNI Angkatan Udara tetap menjadi agenda utama pada upacara kali ini.
 
Pada tahun ini, pembawa baki yang bertugas menaikkan bendera ialah Nilam Sukma Pawening, anggota Paskibraka perwakilan Provinsi DKI Jakarta.
 
Sementara itu, Cut Aura Maghfirah, Paskibraka perwakilan Provinsi Aceh, terpilih sebagai pembawa baki Bendera Pusaka saat upacara penurunan.
 
Nuansa Modern
 
Upacara HUT RI di Istana, Sakral dan Meriah Berpadu

Raisa dan Band Slank saat tampil di peringatan HUT ke-71 RI di Istana Kepresidenan, Rabu 17 Agustus 2016. Antara Foto/Puspa P
 
Tak hanya kental dengan nuansa budaya, peringatan hari kemerdekaan juga lekat dengan tampilan modern.
 
Untuk pertama kalinya, peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini disiarkan secara langsung dengan menggunakan teknologi video 360 derajat lewat akun YouTube milik Presiden Jokowi.
 
Tepat seusai menjalani upacara kemerdekaan, Band Slank dan Raisa menghibur tamu undangan serta seluruh hadirin upacara dengan menyanyikan lagu perjuangan. Raisa yang berduet dengan Slank menghibur para undangan dengan lagu Mars Slankers, Juwitaku, dan Ku Tak Bisa.
 


Video lengkap klik di sini
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan