Jakarta: Polri memaparkan tiga fenomena baru yang terjadi di media. Fenomena tersebut berpotensi membuat hoaks meningkat menjelang tahun politik.
"Pertama, karena konvergensi media," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023, Selasa, 7 Februari 2023.
Dedi mengatakan konvergensi membuat pemilik media massa memiliki lebih dari satu jenis media. Sehingga, berita yang tersebar tanpa verifikasi menjadi suatu kesatuan hoaks di berbagai kanal.
"Fenomena kedua, adanya citizen journalism di mana setiap orang bisa menjadi pembuat media yang akhirnya tersebar tanpa mengecek kebenaran terlebih dahulu," ujar dia.
Dedi menyebut fenomena ketiga ialah viralogi, yakni pemberitaan tersebar dengan cepat. Dampaknya, masyarakat tidak punya cukup waktu untuk memilah dan mengonfirmasi berita tersebut.
"Oleh sebab itu konten positif yang disertai fakta kebenaran harus lebih banyak memenuhi ruang digital," papar jenderal bintang dua itu.
Menurut Dedi, kehadiran konten positif berfungsi menekan konten negatif. Edukasi kepada masyarakat juga harus dimasifkan.
"Supaya memiliki kemampuan dalam memilah, memilih, dan mengonfirmasi informasi," jelas dia.
Jakarta:
Polri memaparkan tiga fenomena baru yang terjadi di
media. Fenomena tersebut berpotensi membuat
hoaks meningkat menjelang tahun politik.
"Pertama, karena konvergensi media," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023, Selasa, 7 Februari 2023.
Dedi mengatakan konvergensi membuat pemilik media massa memiliki lebih dari satu jenis media. Sehingga, berita yang tersebar tanpa verifikasi menjadi suatu kesatuan hoaks di berbagai kanal.
"Fenomena kedua, adanya citizen journalism di mana setiap orang bisa menjadi pembuat media yang akhirnya tersebar tanpa mengecek kebenaran terlebih dahulu," ujar dia.
Dedi menyebut fenomena ketiga ialah viralogi, yakni pemberitaan tersebar dengan cepat. Dampaknya, masyarakat tidak punya cukup waktu untuk memilah dan mengonfirmasi berita tersebut.
"Oleh sebab itu konten positif yang disertai fakta kebenaran harus lebih banyak memenuhi ruang digital," papar jenderal bintang dua itu.
Menurut Dedi, kehadiran konten positif berfungsi menekan konten negatif. Edukasi kepada masyarakat juga harus dimasifkan.
"Supaya memiliki kemampuan dalam memilah, memilih, dan mengonfirmasi informasi," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)