Budiman Sudjatmiko. Foto: Tangkapan layar
Budiman Sudjatmiko. Foto: Tangkapan layar

Sikap Budiman Sudjatmiko Contoh Nyata Stockholm Syndrome?

Medcom • 25 Agustus 2023 15:18
Jakarta: Dulu sempat "disandera" Prabowo Subianto, kini Budiman Sudjatmiko justru mendukungnya. Kondisi ini lantas membuat banyak orang merujuk pada istilah Stockholm syndrome.
 
Mengutip laman Halodoc, Stockholm syndrome adalah kondisi saat korban sandera mengembangkan aliansi psikologis dengan penculiknya. Korban membentuk ikatan emosional dengan penculiknya dan menjadi simpati terhadap mereka.
 

Sejarah Stockholm syndrome

Sindrom ini tercipta usai terjadi peristiwa perampokan bank pada 1973 di Stockholm, Swedia. Selama 6 hari perampok menyandera karyawan bank sambil bernegosiasi dengan polisi agar mereka bisa meninggalkan bank dengan aman.
 
Dalam kurun 6x24 jam itu, bukannya takut, para sandera justru menjadi simpatik terhadap para perampok. Dan saat dibebaskan pun, para sandera menolak untuk meninggalkan penculik. Mereka justru membela sang durjana.

Merujuk peristiwa itu, eks politikus Akbar Faizal lantas menghubungkan dukungan Budiman yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu terhadap Prabowo dengan istilah Stockholm Syndrome. Lewat akun media sosial Youtube-nya, dia mengundang Budiman untuk mengetahui lebih dalam kenapa Budiman nekad mendukung ketua umum Partai Gerindra itu ikut kontestasi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
 
"Mungkin agak dramatik pendekatan (Stockholm syndrome) ini, tapi saya harus menanyai sahabat saya, Budiman Sudjatmiko, menyangkut dengan pilihannya saat ini," kata Akbar membuka dialognya dalam video berjudul Budiman Sudjatmiko vs Masinton Pasaribu: Menggugat Keteguhan pada Nilai-nilai Politik, dikutip Medcom.id, Jumat, 25 Agustus 2023.
 

Budiman membantah

Budiman langsung menekel logika Akbar. Menurutnya, tidak tepat jika apa yang dia lakukan dikategorikan sebagai Stockholm syndrome.
 
"Tidak tepat karena saat itu saya tidak pernah berhadapan langsung (dengan Prabowo)," ujar Budiman.
 
Saat itu, lanjut Budiman, yang menangkap dia dari kesatuan Badan Intelijen Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), bukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Pada 1996, Prabowo ada di kesatuan Kopassus untuk menangkap para aktivis yang dianggap makar. 
 
"Jadi, saya memang tak pernah berhadapan dengan beliau. Posisi saya tidak pernah menjadi yang tersekap," kata Budiman.
 
Baca: Pemecatan oleh PDIP Mengingatkan Budiman Sudjatmiko ke Masa Orde Baru
 
PDIP resmi memecat Budiman Sudjatmiko. Informasi pemecatan Budiman disampaikan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun. Pemecatan tersebut berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan Sidang Komite Disiplin.
 
"Yes (Budiman dipecat)," kata Komarudin saat dihubungi, Kamis, 24 Agustus 2023.
 
Pemecatan Budiman dipicu atas dukungannya terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Dukungan atas Prabowo ini berbeda dengan sikap PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan