medcom.id, Jakarta: Diizinkannya pengosongan kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) menimbulkan pro dan kontra. Untuk menyudahi polemik tersebut, Indonesia disarankan dapat meniru Malaysia, soal mekanisme pengisian kolom agama.
"Saya pribadi cenderung mengikuti seperti Malaysia minimal tulis agama yang Islam saja, karena mereka kan menganut Syariah Islam. Untuk agama lain tidak ada kolom agamanya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2014).
Dia mengatakan masalah pengosongan agama yang dimuat di e-KTP sudah pernah dibahas saat Ahok menjadi anggota komisi II DPR RI. Waktu itu pengosongan agama dilakukan untuk mengatasi perdebatan bagi pemeluk diluar enam agama yang diakui oleh pemerintah yakni Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu.
"Di sistem komputer yang mau daftar KTP hanya cantumin enam agama, padahal kita punya kepercayaan banyak, begitu minta, di komputernya enggak ada kolomnya, orang yang di luar agama itu enggak terima dan protes, masa gara-gara di sistem komputer enggak ada di luar enam agama, " jelas Ahok.
medcom.id, Jakarta: Diizinkannya pengosongan kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) menimbulkan pro dan kontra. Untuk menyudahi polemik tersebut, Indonesia disarankan dapat meniru Malaysia, soal mekanisme pengisian kolom agama.
"Saya pribadi cenderung mengikuti seperti Malaysia minimal tulis agama yang Islam saja, karena mereka kan menganut Syariah Islam. Untuk agama lain tidak ada kolom agamanya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2014).
Dia mengatakan masalah pengosongan agama yang dimuat di e-KTP sudah pernah dibahas saat Ahok menjadi anggota komisi II DPR RI. Waktu itu pengosongan agama dilakukan untuk mengatasi perdebatan bagi pemeluk diluar enam agama yang diakui oleh pemerintah yakni Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu.
"Di sistem komputer yang mau daftar KTP hanya cantumin enam agama, padahal kita punya kepercayaan banyak, begitu minta, di komputernya enggak ada kolomnya, orang yang di luar agama itu enggak terima dan protes, masa gara-gara di sistem komputer enggak ada di luar enam agama, " jelas Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)