Metrotvnew.com, Jakarta: Urbanisasi penduduk ke perkotaan masih jauh dari dampak positif, yakni pertumbuhan ekonomi di daerah tujuan. Padahal, tingkat urbanisasi di Indonesia paling tinggi yakni mencapai rata-rata empat persen tiap tahun, di atas India, China dan Thailand.
"Kurang diiringi dampak positif peningkatan kesejahteraan," kata Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus saat acara PrimeTalk Metro TV, Jakarta, Rabu 28 Juni 2017.
Di India tiap satu persen urbanisasi bisa menambah pendapatan perkapita daerah (PDRB) sebesar 13 persen. Presentase lebih besar dicapai oleh urbanisasi di China dan Thailand. Sedangkan, di Indonesia untuk satu persen urbanisasi hanya bisa memberi pengaruh peningkatan sebesar empat persen.
Ahmad menyebut salah satu penyebab minimnya tingkat kesejahteraan daerah karena pelaku urbanisasi tak punya bekal, berupa keahlian. Padahal, di daerah tujuan sangat memerlukan tenaga kerja dengan skill.
"Jakarta contohnya, struktur ekonomi Jakarta semakin mengarah ke jasa. Dari data BPS menyebutkan bahwa sektor jasa ini peranannya semakin besar," sebutnya.
Ada 85 persen porsi tenaga kerja terkait jasa yang mendominasi bursa. Artinya di Jakarta saja segmen itu membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Misalnya, jasa keuangan, jasa telekomunikasi dan jasa perdagangan. Semuanya membutuhkan kemampuan spesifik.
Metrotvnew.com, Jakarta: Urbanisasi penduduk ke perkotaan masih jauh dari dampak positif, yakni pertumbuhan ekonomi di daerah tujuan. Padahal, tingkat urbanisasi di Indonesia paling tinggi yakni mencapai rata-rata empat persen tiap tahun, di atas India, China dan Thailand.
"Kurang diiringi dampak positif peningkatan kesejahteraan," kata Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus saat acara
PrimeTalk Metro TV, Jakarta, Rabu 28 Juni 2017.
Di India tiap satu persen urbanisasi bisa menambah pendapatan perkapita daerah (PDRB) sebesar 13 persen. Presentase lebih besar dicapai oleh urbanisasi di China dan Thailand. Sedangkan, di Indonesia untuk satu persen urbanisasi hanya bisa memberi pengaruh peningkatan sebesar empat persen.
Ahmad menyebut salah satu penyebab minimnya tingkat kesejahteraan daerah karena pelaku urbanisasi tak punya bekal, berupa keahlian. Padahal, di daerah tujuan sangat memerlukan tenaga kerja dengan skill.
"Jakarta contohnya, struktur ekonomi Jakarta semakin mengarah ke jasa. Dari data BPS menyebutkan bahwa sektor jasa ini peranannya semakin besar," sebutnya.
Ada 85 persen porsi tenaga kerja terkait jasa yang mendominasi bursa. Artinya di Jakarta saja segmen itu membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Misalnya, jasa keuangan, jasa telekomunikasi dan jasa perdagangan. Semuanya membutuhkan kemampuan spesifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)