Suasana kisruh di sidang DPD. Foto: MI/Susanto
Suasana kisruh di sidang DPD. Foto: MI/Susanto

Nafsu Kekuasaan Membuat DPD Semakin Dipenuhi Intrik

Surya Perkasa • 08 April 2017 11:53
medcom.id, Jakarta: Adu intrik saling tafsir peraturan membuat DPD pecah. Kisruh DPD menuai kritik publik. Dua kubu senator yang bertarung berebut pimpinan diminta sadar.
 
"Semakin ada nafsu mengejar kekuasaan. Ketika Anda terpilih, ada mandat dan amanat masayarakat," kata pengamat parlemen dari Formappi, Lucius Karus, dalam diskusi bertema "DPD, Kok Gitu?" di Cikini, Sabtu 8 April 2017.
 
Lucius menyebut, senator merupakan wakil daerah. Karena itu tidak pantas mereka bertarung untuk kursi empuk pimpinan hingga akhinya terpecah menjadi dua kubu.

"Mereka itu dipilih sekian ribu masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan daerah," kata Lucius.
 
Hal senada disampaikan pengamat politik Hanta Yudha. Dia menyebut semakin banyak intrik di DPD karena kontaminasi kepentingan politik.
 
Adu argumen di dalam proses politik sepanjang dalam aturan itu tak masalah. Perkaranya, masing-masing kubu yang ingin menguasai kursi pimpinan mulai bermain intrik dan menafsirkan aturan sesuka hati mereka.
 
"Poin saya soal akrobatik. DPD dan DPR itu memang isinya semakin banyak intrik," kata Hanta.
 
Sayangnya kontaminasi itu membuat citra DPD semakin buruk. Akhirnya cita-cita awal DPD untuk semakin memperkuat fungsinya tak bisa terealisasi.
 
"Penguatan DPD itu memerlukan legitimasi sosial dari masyarakat. DPD pun bukannya semakin kuat, malah semakin terdegradasi," ujar dia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan