medcom.id, Cilegon: Indonesia terdiri dari berbagai golongan. Namun, sejumlah perbedan itu jangan sampai menjadi sumber konflik.
Salah satu lembaga negara yang berfungsi menjadi perekat kemajemukan dan menjaga persatuan adalah TNI. "TNI harus menempatkan diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia," kata Presiden Joko Widodo.
Presiden memimpin upacara HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, pagi ini. Sebagai tentara, dia mengatakan, TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama, dan golongan.
"TNI adalah satu, yakni tentara nasional, yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok, yang mempersatukan ras, suku, dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan," ujarnya.
Bersama-sama rakyat, TNI harus terus menjaga Bhinneka Tunggal Ika. "Hanya dengan itu, Indonesia bisa menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid."
Presiden perlu menekankan hal itu karena Indonesia tak hanya menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan, dan ekonomi, namun juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan. Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat jika kita mampu menjaganya dengan baik.
Dia mengatakan, banyak bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan. "Ini tidak boleh terjadi di Bumi Pertiwi kita," kata Presiden.
Presiden meminta, "Keragaman dan perbedaan janganlah menjadi sumber konflik."
Kemajemukan harus semakin melengkapi kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sehingga keragaman justru menjadi perekat bangsa, menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa.
"Kita harus mampu menjadikan kemajemukan itu sebagai kekuatan kita dalam menyongsong masa depan," katanya.
medcom.id, Cilegon: Indonesia terdiri dari berbagai golongan. Namun, sejumlah perbedan itu jangan sampai menjadi sumber konflik.
Salah satu lembaga negara yang berfungsi menjadi perekat kemajemukan dan menjaga persatuan adalah TNI. "TNI harus menempatkan diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia," kata Presiden Joko Widodo.
Presiden memimpin upacara HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, pagi ini. Sebagai tentara, dia mengatakan, TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama, dan golongan.
"TNI adalah satu, yakni tentara nasional, yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok, yang mempersatukan ras, suku, dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan," ujarnya.
Bersama-sama rakyat, TNI harus terus menjaga Bhinneka Tunggal Ika. "Hanya dengan itu, Indonesia bisa menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid."
Presiden perlu menekankan hal itu karena Indonesia tak hanya menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan, dan ekonomi, namun juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan. Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat jika kita mampu menjaganya dengan baik.
Dia mengatakan, banyak bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan. "Ini tidak boleh terjadi di Bumi Pertiwi kita," kata Presiden.
Presiden meminta, "Keragaman dan perbedaan janganlah menjadi sumber konflik."
Kemajemukan harus semakin melengkapi kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sehingga keragaman justru menjadi perekat bangsa, menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa.
"Kita harus mampu menjadikan kemajemukan itu sebagai kekuatan kita dalam menyongsong masa depan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)