medcom.id, Jakarta: Perebutan kursi Ketua DPR diprediksi semakin panas. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris menilai tim runding dua kubu tak akan menurunkan tensi perebutan posisi yang sebelumnya diisi Setya Novanto itu.
"Baiknya, antar kedua kubu duduk bersama. Kalau masing-masing membuat tim sama saja bohong, sia-sia saja," kata Syamsuddin kepada Metrotvnews.com, Rabu (23/12/2015).
Kubu Aburizal Bakrie menunjuk Ketua Fraksi Golkar Ade Komaruddin sebagai pengganti Novanto. Sementara Novanto mengisi kursi Ade.
Kubu Agung Laksono tak mau kalah, mereka menunjuk Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Ketua DPR baru. Aksi saling klaim pun tak bisa dihindari.
Tim Tujuh milik kubu Agung yang terdiri dari Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainuddin Amali, Ibnu Munzir, Gusti Iskandar, Ali Wongso Sinaga, dan Taufik Hidayat menegaskan akan menindaklanjuti rekonsiliasi antarkubu. Sementara kubu Aburizal membentuk tim runding yang diketuai Muhammad Hidayat.
Di mata Syamsuddin, langkah rekonsiliasi ini akan sia-sia. Bukan tak mungkin justru memicu konflik berkepanjangan.
Tim akan efektif jika terdiri dari kedua kubu. Kedua kubu harus berunding menentukan kriteria dan siapa yang pantas menduduki kursi nomor 1 di DPR itu.
"Kalau Golkar tidak bisa menyelesaikan konflik internal, bisa jadi posisi ketua DPR akan dikocok ulang," ujar dia.
Novanto resmi mengundurkan diri Rabu 16 Desember. Mantan Bendahara Umum Partai Golkar ini mundur setelah tersangkut kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Kasus yang dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said ini diproses di Mahkamah Kehormatan Dewan DPR. Empat kali menggelar sidang, MKD nyaris memiliki kesimpulan soal pelanggaran yang dilakukan Novanto.
Sidang dinyatakan ditutup setelah MKD menerima surat pengunduran diri Novanto. Surat dibacakan di hadapan sidang yang digelar terbuka.
Golkar menggelar rapat pascapengunduran diri Novanto. Hasil rapat memutuskan Novanto dan Ade bertukar posisi.
medcom.id, Jakarta: Perebutan kursi Ketua DPR diprediksi semakin panas. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris menilai tim runding dua kubu tak akan menurunkan tensi perebutan posisi yang sebelumnya diisi Setya Novanto itu.
"Baiknya, antar kedua kubu duduk bersama. Kalau masing-masing membuat tim sama saja bohong, sia-sia saja," kata Syamsuddin kepada
Metrotvnews.com, Rabu (23/12/2015).
Kubu Aburizal Bakrie menunjuk Ketua Fraksi Golkar Ade Komaruddin sebagai pengganti Novanto. Sementara Novanto mengisi kursi Ade.
Kubu Agung Laksono tak mau kalah, mereka menunjuk Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Ketua DPR baru. Aksi saling klaim pun tak bisa dihindari.
Tim Tujuh milik kubu Agung yang terdiri dari Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainuddin Amali, Ibnu Munzir, Gusti Iskandar, Ali Wongso Sinaga, dan Taufik Hidayat menegaskan akan menindaklanjuti rekonsiliasi antarkubu. Sementara kubu Aburizal membentuk tim runding yang diketuai Muhammad Hidayat.
Di mata Syamsuddin, langkah rekonsiliasi ini akan sia-sia. Bukan tak mungkin justru memicu konflik berkepanjangan.
Tim akan efektif jika terdiri dari kedua kubu. Kedua kubu harus berunding menentukan kriteria dan siapa yang pantas menduduki kursi nomor 1 di DPR itu.
"Kalau Golkar tidak bisa menyelesaikan konflik internal, bisa jadi posisi ketua DPR akan dikocok ulang," ujar dia.
Novanto resmi mengundurkan diri Rabu 16 Desember. Mantan Bendahara Umum Partai Golkar ini mundur setelah tersangkut kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Kasus yang dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said ini diproses di Mahkamah Kehormatan Dewan DPR. Empat kali menggelar sidang, MKD nyaris memiliki kesimpulan soal pelanggaran yang dilakukan Novanto.
Sidang dinyatakan ditutup setelah MKD menerima surat pengunduran diri Novanto. Surat dibacakan di hadapan sidang yang digelar terbuka.
Golkar menggelar rapat pascapengunduran diri Novanto. Hasil rapat memutuskan Novanto dan Ade bertukar posisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)