Agung Laksono (kiri) Akbar Tandjung (tengah) dan Aburizal Bakrie di satu acara--Antara/Andika Wahyu
Agung Laksono (kiri) Akbar Tandjung (tengah) dan Aburizal Bakrie di satu acara--Antara/Andika Wahyu

JK dan Akbar Tandjung Jadi Tumpuan Islah Partai Golkar

Krisiandi • 12 Desember 2014 13:46
medcom.id, Jakarta: Partai Golkar terbelah menjadi dua kubu. Kubu Aburizal Bakrie yang ditandingi kubu Agung Laksono. Banyak pihak menyayangkan kondisi ini. Partai yang sempat berkuasa selama 32 tahun ini, kini tengah menunggu nasib. Benar-benar terbelah atau bisa bersatu lagi.
 
Sebenarnya, kedua belah pihak pernah bicara soal Islah. Agung Laksono menyatakan masih ada peluang untuk islah. Syaratnya harus ada kesetaraan. Priyo Budi Santoso, yang kini ada di pihak Agung pun berpendapat sama. Priyo mengatakan islah bukan hal yang tak mungkin.
 
Priyo mengatakan, islah akan mudah dicapai bila kedua pihak saling menyadari betapa pentingnya rekonsiliasi. Dia mengistilahkannya dengan saling 'setrum'.

"Islah itu bisa dicapai, kalau ada saling nyetrum. Betapapun kami, kalau ingin dan kalau tidak bersambut kami tidak mau. Kalau itu terjadi, saya kira itu bersejarah," kata dia.
 
Namun Ketua DPP Partai Golkar bidang Komunikasi Informasi dan Penggalangan Opini versi Munas Jakarta Leo Nababan justru punya pendapat berbeda. Kata dia, islah sulit terealisasi. Bahkan pintu untuk bersatu di tubuh Golkar sudah tertutup.
 
Itu karena ada perbedaan mendasar yang tidak bisa disatukan di antara dua kubu ini. "Islah tidak mungkin terjadi karena sangat diametral perbedaannya," kata Leo.
 
Sementara dari kubu Ical, keinginan islah itu tampak. MS Hidayat, kader pro Ical sudah menyambangi Priyo di Kantor DPP Partai Golkar beberapa waktu lalu. Hidayat menjadi utusan kubu Ical untuk membahas rekonsiliasi. Meski hasilnya masih nihil hingga kini.
 
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio mengatakan Partai Golkar kini tidak punya sosok dengan figur kuat, seperti halnya Surya Paloh di Partai NasDem atau Prabowo Subianto di Partai Gerindra.
 
Maka dari itu sulit untuk menyatukan dua kelompok yang punya ego keras. Meski juga bukan tak mungkin.
 
Hendri menilai Golkar tak butuh figur dari luar untuk bisa menyatukan kembali partai itu. Golkar hanya membutuhkan Jusuf Kalla. "Ya Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung harus turun," kata Hendri saat dihubungi, Jumat (12/12/2014). Hendri yakin Golkar akan menggelar Munaslub untuk menyelesaikan persoalan internalnya.
 
Hendri menilai kader-kader Partai Golkar punya kedewasaan berpolitik mumpuni. JK dan Akbar hanya tinggal menuntaskan apa yang belum dibereskan dua kubu itu. "JK dan Akbar kini jadi tumpuan, harapan agar mau menuntaskan perselisihan di Partai Golkar. Sayang jika Golkar terbelah," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan