Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa
Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa

sengketa pilpres

Prabowo, Sudahilah...

22 Agustus 2014 22:18
medcom.id, Jakarta: Kamis, 21 Agustus 2014, pukul 20.44. Tegas sudah jalan panjang pemilihan presiden 2014. Mahkamah Konstitusi (MK) menasbihkan tak ada yang salah dari kemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla atas rivalnya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
 
MK menolak semua gugatan Prabowo-Hatta yang menuduh hasil pilpres 2014 tak jujur. MK tak sepakat dengan klaim Prabowo-Hatta kalau kemengan mereka telah "dirampok" dengan cara sistematis, terstruktur, dan masif. Seluruhnya...ya, seluruhnya. MK menolak semua yang diperjuangan Prabowo-Hatta untuk meminta pemilu diulang.
 
"Amar putusan, mengadili, menyatakan dalam eksepsi, menolak eksepsi termohon dan eksepsi pihak terkait dalam pokok permohonan, menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," kata Ketua MK Hamdan Zoelva dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2014, kemarin.

Sejatinya semua selesai. Eittt...tapi tunggu dulu. Sepertinya Prabowo belum mau menerima kalah. Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD itu masih hendak memakai cara lain untuk membuktikan dia belum keok. Dia tetap hendak menyoalkan hasil pilpres versi KPU ke lembaga hukum lain.
 
"Kita masih ada jalan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), kita juga masih bisa ke Mahkamah Agung (MA)," kata Prabowo saat menghadiri silaturahim dan halal bihalal dengan tim Koalisi Merah Putih wilayah Jabar di Kota Bandung, Selasa (19/8/2014).
 
Tak hanya jalur hukum, Prabowo mengungkapkan pihaknya juga masih mengantongi jalur politik, yakni kekuatan di parlemen. Modalnya, Koalisi Merah Putih. Tali-temali partai ini menguasai 63 persen kursi di Parlemen.
 
"Kekuatan politik kita juga masih sangat kuat," terang Prabowo.
 
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon memastikan, Prabowo besar kemungkinan tak bakal memberi selamat kapada Jokowi-JK. Ia mengatakan, bukan karena Prabowo tak bisa menerima putusan MK, tapi sikap itu diambil karena pihaknya sudah menempuh semua prosedur hukum resmi atas segala kecurangan pada pilpres 2014.
 
Dihubungi Metrotvnews.com, Jumat (22/8/2014), selepas MK mengokohkan kemenangan Jokowi-JK, politikus Idrus Marham dan Tantowi Yahya, tak menyahut. Martin Hutabarat, politikus Partai Gerindra, pun diam seribu bahasa. Hanya, nyata sekali kubu Prahara (Prabowo-Hatta-Red.) belum mau melempar handuk.
 
Presiden terpilih Jokowi, meski menyebut Prabowo-Hatta adalah sahabat, toh  dirinya mengakui, sampai kini keduanya belum melayangkan ucapan selamat kepadanya. "...Belum," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan Najwa Shihab dari Metro TV di JIExpo, Kemayoran, Jakpus, Jumat (22/8/2014) malam.
 
"Kenyataannya nggak ada masalah. Ini dari lubuk hati paling dalam. Pak Prabowo dan Pak Hatta itu sahabat-sahabat yang baik. Kalau tanya kapan ketemu Pak Prabowo-Hatta? Kapan-kapan saja, bisa siang, bisa malam," tambah Jokowi.
 
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai Prabowo punya masalah psikologi. Prabowo tidak bisa membedakan mana realitas kebenaran, tapi percaya realitas di kepala. "Kasihan sebenarnya," kata Hamdi.
 
Menurut Hamdi, secara konstitusi, proses hukum terkait pilpres 2014 sudah selesai. Tidak mungkin ada upaya hukum lain. Kalau masih percaya konstitusi, tambah Hamdi, betapapun tidak puas, keputusan MK final dan mengikat: Jokowi-JK adalah pemenang pilpres 2014.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan