Wakil Presiden Jusuf Kalla. Antara
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Antara

IPF Pertimbangkan Dukung Kalla Raih Nobel Perdamaian

Dheri Agriesta • 12 Oktober 2016 18:27
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla dikenal sebagai sosok penting dalam penyelesaian konflik di sejumlah daerah di Indonesia. International Peace Foundation (IPF) pun mempertimbangkan mendukung Kalla untuk meraih penghargaan nobel di bidang perdamaian di masa datang.
 
Pertanyaan mengenai kemungkinan orang nomor dua di republik untuk mendapatkan nobel di bidang perdamaian dilempar salah seorang pewarta saat sesi tanya jawab Asean Bridges-Dialogues Towards a Culture of Peace ke enam. Acara ini difasilitasi oleh International Peace Foundation.
 
Kalla yang mendengar pertanyaan itu hanya mengulum senyum di atas panggung. Sejumlah undangan menyambut pertanyaan itu dengan tepuk tangan.

Chairman dari IPF Uwe Morawetz mengaku tak siap menjawab pertanyaan itu. Ia bertanya, apakah ada kampanye untuk menggalang dukungan agar Kalla meraih penghargaan nobel di bidang perdamaian.
 
"Ada kampanye untuk dia? Tidak? Mungkin tidak di masa lalu, tapi mungkin kami akan mempertimbangkan dukungan di masa depan," kata Uwe di Hotel Dharmawangsa, Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (12/10/2016).
 
Meski begitu, Uwe mengaku, IPF bukan salah satu pihak yang memiliki wewenang penuh untuk menentukan peraih nobel. Namun, ia mengaku kagum dengan apa yang telah dilakukan pria asal Makassar itu di bidang penyelesaian konflik dan perdamaian.
 
Uwe mengenal Kalla sebagai seorang juru perdamaian. Kalla, kata dia, telah banyak menyelesaikan konflik yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, seperti Ambon, Poso, dan Aceh.
 
"Tak hanya di beberapa daerah di Indonesia, tapi juga di negara lain seperti Thailand," tambah Uwe.
 
Menurut dia, rekam jejak yang dimiliki Kalla itu membuat IPF memintanya menduduki posisi sebagai pimpinan kehormatan dalam Asean Bridges-Dialogues Towards a Culture of Peace ke enam. Acara ini akan menghadirkan tujuh peraih nobel di berbagai bidang ke Indonesia.
 
Komite Nobel di Norwegia bertanggung jawab untuk memilih peraih nobel di bidang perdamaian. Untuk masuk sebagai nominasi peraih nobel, seseorang harus direkomendasikan oleh pihak yang memenuhi kriteria dari Komite Nobel, seperti pimpinan negara, menteri, peraih nobel, anggota dari organisasi internasional yang pernah meraih nobel, dan guru besar universitas atau pimpinan riset perdamaian internasional.
 
Penghargaan nobel di bidang perdamaian pada 2016 jatuh kepada Presiden Kolombia Juan Manuel Santos atas kontribusinya menyelesaikan perang saudara yang berlangsung lebih dari 50 tahun. Presiden Santos menandatangani kesepakatan damai dengan Timoleon Jimenez, pemimpin kelompok pemberontak FARC.
 
Kendati demikian, rakyat Kolombia menolak kesepakatan itu lewat referendum pada 2 Oktober. Sekitar 50,24% suara dalam referendum menentang perjanjian itu. Para pengkirik kesepakatan damai berpendapat terlalu banyak konsesi yang diberikan kepada pemberontak.
 
Komite Nobel Perdamaian di Oslo Norwegia menilai Presiden Santos tetap berjasa dalam mengupayakan perdamaian. "Penghargaan seharusnya dilihat sebagai penghormatan kepada rakyat Kolombia," kata Kaci Kullmann Five, ketua Komite Nobel Perdamaian saat pengumuman, Jumat 7 Oktober.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan