Ilustrasi kebinekaan. Foto: ANTARA/Arief Priyono.
Ilustrasi kebinekaan. Foto: ANTARA/Arief Priyono.

Belajar Kebinekaan dengan Menelusuri Asal Genetika Manusia Indonesia

Intan fauzi • 16 Mei 2017 21:44
medcom.id, Jakarta: Ahli genetik Indonesia Herawati Supolo-Sudoyo menegaskan, tak ada gen murni di Indonesia. Untuk itu, ia menilai, tak seharusnya masyarakat Indonesia membedakan satu sama lain berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan.
 
Menurut dia, untuk menyadari kebinekaan yang menjadi identitas, perlu mengetahui dari mana asal-usul penduduk Indonesia. Dari penelitiannya, dia menemukan bila manusia Indonesia adalah campuran dari beberagam genetika dan migrasi.
 
"Pada dasarnya semua berasal dari Afrika," kata Herawati dalam seminar kebinekaan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 16 Mei 2017.

Apa yang diucapkan Herawati bukan tanpa dasar. Penelusuran asal-muasal genetika manusia Indonesia dapat dilihat dari segi bahasa dan kebudayaan yang ada saat ini dan juga pola migrasi. 
 
"Bahasa penting bagi genetik karena dari bahasa dapat menulusuri migrasi manusia," ungkap Herawati.
 
Pendiri Lembaga Biologi Molekuler Eijkman itu menjelaskan, posisi Indonesia cukup menarik karena berada pada persilangan manusia dari Asia dan Australia. Alhasil, sebagian besar dari kita memiliki rumpun bahasa Austronesia. 
 
"Jawa, Minang, Dayak, Batak adalah Austronesia," ujar dia.
 
Rumpun bahasa Austronesia banyak digunakan di wilayah Indonesia bagian barat. Sementara itu, wilayah timur Indonesia termasuk rumpun bahasa non-Austronesia.
 
Herawati mengungkapkan, bahasa yang ada di Indonesia sebanyak 719. Namun, yang tersisa sebanyak 707 bahasa. "Ada 719 bahasa kemungkinan ada 719 latar genetik yang berbeda," jelas dia.
 
Selain bahasa, adat istiadat dan budaya juga dapat memperlihatkan asal-usul manusia Indonesia. Herawati meyakini,. adanya hubungan antara budaya dengan genetik.
 
Ia memberikan contoh, rumah adat Papua merupakan perpaduan budaya Afrika dan Australia. Selain itu, ada juga kain tenun yang motifnya berbeda-beda dari tiap daerah.
 
"Tenun sebenarnya dapat mengikuti migrasi dari mereka yang bahasa Austronesia. Pattern atau gambar tenun yang diambil dari berbagai macam daerah di Asia tenggara bisa dilihat mana asal tenun di Indonesia," ungkap dia.
 
Terakhir, dari pola migrasi. Herawati memaparkan, 60 ribu tahun yang lalu kelompok manusia modern bermigrasi dari Afrika. Kemudian, 50 ribu tahun yang lalu mereka sampai di Australia, ada juga yang ke Amerika dan Eropa.
 
Hal itu belum termasuk migrasi yang terjadi saat masa sejarah yang disebabkan karena perdagangan. Pada zaman itu, etnis dari Tiongkok, India, dan Arab masuk ke Indonesia.
 
"Jadi pembentukan dan pembauran itu terjadi di Indonesia," tegas dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan