medcom.id, Jakarta: Konferensi Asia-Afrika (KAA) merupakan bukti bahwa Indonesia pernah begitu berperan dalam politik internasional. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pun tergoda untuk beromantika, menjelang peringatan peristiwa bersejarah itu.
"Perkenankanlah saya mengajak saudara untuk memaknai Indonesia, Indonesia Raya, yakni Indonesia yang saat itu berjaya dan begitu mewarnai dunia. Saya ingin menyoroti salah satu momen bersejarah yang ikut mengubah tatanan dunia," kata Mega saat memberi sambutan pada pembukaan Kongres IV PDIP di Ruang Agung Room, Grand Inna Bali Beach Hotel, Denpasar, Bali, Kamis (9/4/2015).
Pada tanggal 18-24 April 1955, lanjutnya, Bung Karno mencetuskan KAA. KAA menghasilkan kesepakatan Dasasila Bandung yang membangunkan kesadaran baru bagi bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika Latin untuk mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka.
"Namun, negara-negara yang baru merdeka tersebut, pada waktu itu dihadapkan pada tantangan baru, berupa rivalitas dua blok besar, yakni Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia pun kembali menjadi pelopor Gerakan Non Blok," terangnya.
Dia mengatakan apa yang disampaikannya tidak hanya bertujuan menggelorakan kembali kepemimpinan Indonesia di dunia internasional. Benang merah kemerdekaan untuk persaudaraan dunia tersebut, sangatlah relevan untuk direnungkan kembali.
"Lebih-lebih menjelang peringatan Konferensi Asia Afrika yang sebentar lagi kita rayakan. Inilah pelajaran yang dapat kita petik, bahwa bangsa ini pernah mengukir sejarah gemilang, dan berani menyuarakan suatu tatanan dunia baru, To Build The World A New pada tanggal 30 September 1960 di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa," pungkasnya.
medcom.id, Jakarta: Konferensi Asia-Afrika (KAA) merupakan bukti bahwa Indonesia pernah begitu berperan dalam politik internasional. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pun tergoda untuk beromantika, menjelang peringatan peristiwa bersejarah itu.
"Perkenankanlah saya mengajak saudara untuk memaknai Indonesia, Indonesia Raya, yakni Indonesia yang saat itu berjaya dan begitu mewarnai dunia. Saya ingin menyoroti salah satu momen bersejarah yang ikut mengubah tatanan dunia," kata Mega saat memberi sambutan pada pembukaan Kongres IV PDIP di Ruang Agung Room, Grand Inna Bali Beach Hotel, Denpasar, Bali, Kamis (9/4/2015).
Pada tanggal 18-24 April 1955, lanjutnya, Bung Karno mencetuskan KAA. KAA menghasilkan kesepakatan Dasasila Bandung yang membangunkan kesadaran baru bagi bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika Latin untuk mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka.
"Namun, negara-negara yang baru merdeka tersebut, pada waktu itu dihadapkan pada tantangan baru, berupa rivalitas dua blok besar, yakni Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia pun kembali menjadi pelopor Gerakan Non Blok," terangnya.
Dia mengatakan apa yang disampaikannya tidak hanya bertujuan menggelorakan kembali kepemimpinan Indonesia di dunia internasional. Benang merah kemerdekaan untuk persaudaraan dunia tersebut, sangatlah relevan untuk direnungkan kembali.
"Lebih-lebih menjelang peringatan Konferensi Asia Afrika yang sebentar lagi kita rayakan. Inilah pelajaran yang dapat kita petik, bahwa bangsa ini pernah mengukir sejarah gemilang, dan berani menyuarakan suatu tatanan dunia baru,
To Build The World A New pada tanggal 30 September 1960 di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)