medcom.id, Jakarta: Dorongan agar Presiden Joko Widodo untuk segera mengganti (reshuffle) sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja dinilai Budiarto Ahambazy terlalu terburu-buru. Jurnalis Senior ini mengatakan resuffhle masih belum perlu dilakukan.
"Jangan cepat-cepatlah melakukan reshuffle, karena enggak penting-penting banget," kata dia ditemui di Gado-Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4/2015).
Apalagi kabinet Jokowi-JK belum berumur sampai satu tahun. "Itu adalah waktu yang sangat sebentar, saya kira enggak ada salahnya menteri-menteri diberikan kesempatan lagi ke depan," ungkap dia.
Menurut pria yang akrab disapa Baz ini, isu reshuffle kabinet justru akan menimbulkan dampak negatif terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Bukannya memberi dampak positif, Reshuffle kabinet justru hanya akan menimbulkan kegaduhan dan tekanan-tekanan yang menghambat jalannya pemerintahan. Selain itu, dia tidak yakin sosok pengganti posisi menteri lebih bekinerja lebih baik
Sebelumnya, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) meminta Presiden Jokowi agar tidak ragu me-reshuffle para menterinya yang tidak mampu mewujudkan program Nawa Cita.
Sekretaris Jenderal FITRA, Yenny Sucipto menyebutkan beberapa nama menteri yang harus di-reshuffle antara lain, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, serta Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro.
"Ini urgent dan harus segera dilakukan oleh Presiden. Sebab kalau tidak, negara akan terus dirugikan dari penunjukkan langsung proyek-proyek pembangunan infrastruktur, utamanya infrastruktur energi," jelas Yenny.
medcom.id, Jakarta: Dorongan agar Presiden Joko Widodo untuk segera mengganti (reshuffle) sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja dinilai Budiarto Ahambazy terlalu terburu-buru. Jurnalis Senior ini mengatakan resuffhle masih belum perlu dilakukan.
"Jangan cepat-cepatlah melakukan reshuffle, karena enggak penting-penting banget," kata dia ditemui di Gado-Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4/2015).
Apalagi kabinet Jokowi-JK belum berumur sampai satu tahun. "Itu adalah waktu yang sangat sebentar, saya kira enggak ada salahnya menteri-menteri diberikan kesempatan lagi ke depan," ungkap dia.
Menurut pria yang akrab disapa Baz ini, isu reshuffle kabinet justru akan menimbulkan dampak negatif terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Bukannya memberi dampak positif, Reshuffle kabinet justru hanya akan menimbulkan kegaduhan dan tekanan-tekanan yang menghambat jalannya pemerintahan. Selain itu, dia tidak yakin sosok pengganti posisi menteri lebih bekinerja lebih baik
Sebelumnya, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) meminta Presiden Jokowi agar tidak ragu me-reshuffle para menterinya yang tidak mampu mewujudkan program Nawa Cita.
Sekretaris Jenderal FITRA, Yenny Sucipto menyebutkan beberapa nama menteri yang harus di-reshuffle antara lain, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, serta Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro.
"Ini urgent dan harus segera dilakukan oleh Presiden. Sebab kalau tidak, negara akan terus dirugikan dari penunjukkan langsung proyek-proyek pembangunan infrastruktur, utamanya infrastruktur energi," jelas Yenny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)