Jakarta: Pidato Megawati Soekarnoputri dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5 PDIP seakan memperkuat sikap partai berlambang Banteng tersebut untuk menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Berikut ini rangkuman pernyataan Megawati yang menjadi landasan PDIP bakal memilih menjadi oposisi.
1. Singgung kecurangan pemilu
Di depan seluruh kader dan tamu undangan yang hadir, Megawati kembali menyinggung soal kecurangan pemilu.
"Karena terjadi badai anomali yang tidak bisa diprediksi dan meledak akibat kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif," kata Megawati dalam Rakernas ke-5 di Beach City International Stadium, Jakarta Utara, Jumat, 24 Mei 2024.
Megawati mengatakan dirinya tahu persis kecurangan yang terjadi. Meskipun, banyak pihak yang mengeklaim tidak ada kecurangan.
"Seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum) bilang kan jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia," ujar dia.
2. Bahas pentingnya check and balance
Megawati Soekarnoputri juga menyinggung pentingnya penyeimbang pemerintah. Hal itu dibutuhkan dalam menyikapi politik ke depan.
"Penting ada check and balance, demokrasi memerlukan kontrol dan penyeimbang,” kata Megawati.
Ia mengatakan dirinya tidak menafikan esensi politik. Politik merupakan upaya untuk mendapat kekuasaan.
"Bedanya strategi dan cara untuk dapat kekuasaan yang membedakan dengan yang lain," terangnya.
3. Megawati melabeli dirinya sebagai provokator
Megawati blak-blakan melabeli dirinya sebagai provokator demi kebenaran dan keadilan. Sikap dan semangat ini jelas menjadi sinyal kuat kalau PDIP akan berlawanan dengan pemerintahan nanti.
"Iya saya sekarang provokator. Demi kebenaran dan keadilan," ujar Megawati
Dia juga menegaskan perjuangan politik saat ini tidak mudah. Sebab, situasi politik dan demokrasi saat ini tengah dihantam badai anomali.
Presiden ke-5 Indonesia itu menilai kecurangan dan penyalahgunaan kekuasaan terjadi begitu saja dalam Pemilu 2024. Termasuk, di tingkat Mahkamah Konstitusi (MK).
"Memang ada, saya tahu kok. Kan semuanya pada mengatakan sepertinya tidak (ada kecurangan). (Mereka bilang) ohh tidak seperti KPU bilang. KPU diam, Bawaslu juga diam saja," ujarnya.
4. Ajak partai koalisi untuk tetap satu gerbong
Selain memberi isyarat terkait posisi politik partainya di pemerintahan baru mendatang, Megawati juga menyinggung partai rekan koalisinya agar tetap satu gerbong.
"Pilpres dinyatakan telah selesai. Saya ingin Tanyakan kepada bapak bertiga mau ikut sama PDIP atau tidak. Karena harusnya begitulah tata kerama di negara kita," terang Megawati.
Jakarta: Pidato
Megawati Soekarnoputri dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5
PDIP seakan memperkuat sikap partai berlambang Banteng tersebut untuk menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Berikut ini rangkuman pernyataan Megawati yang menjadi landasan PDIP bakal memilih menjadi oposisi.
1. Singgung kecurangan pemilu
Di depan seluruh kader dan tamu undangan yang hadir, Megawati kembali menyinggung soal kecurangan pemilu.
"Karena terjadi badai anomali yang tidak bisa diprediksi dan meledak akibat kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif," kata Megawati dalam Rakernas ke-5 di Beach City International Stadium, Jakarta Utara, Jumat, 24 Mei 2024.
Megawati mengatakan dirinya tahu persis kecurangan yang terjadi. Meskipun, banyak pihak yang mengeklaim tidak ada kecurangan.
"Seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum) bilang kan jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia," ujar dia.
2. Bahas pentingnya check and balance
Megawati Soekarnoputri juga menyinggung pentingnya penyeimbang pemerintah. Hal itu dibutuhkan dalam menyikapi politik ke depan.
"Penting ada
check and balance, demokrasi memerlukan kontrol dan penyeimbang,” kata Megawati.
Ia mengatakan dirinya tidak menafikan esensi politik. Politik merupakan upaya untuk mendapat kekuasaan.
"Bedanya strategi dan cara untuk dapat kekuasaan yang membedakan dengan yang lain," terangnya.
3. Megawati melabeli dirinya sebagai provokator
Megawati blak-blakan melabeli dirinya sebagai provokator demi kebenaran dan keadilan. Sikap dan semangat ini jelas menjadi sinyal kuat kalau PDIP akan berlawanan dengan pemerintahan nanti.
"Iya saya sekarang provokator. Demi kebenaran dan keadilan," ujar Megawati
Dia juga menegaskan perjuangan politik saat ini tidak mudah. Sebab, situasi politik dan demokrasi saat ini tengah dihantam badai anomali.
Presiden ke-5 Indonesia itu menilai kecurangan dan penyalahgunaan kekuasaan terjadi begitu saja dalam Pemilu 2024. Termasuk, di tingkat Mahkamah Konstitusi (MK).
"Memang ada, saya tahu kok. Kan semuanya pada mengatakan sepertinya tidak (ada kecurangan). (Mereka bilang) ohh tidak seperti KPU bilang. KPU diam, Bawaslu juga diam saja," ujarnya.
4. Ajak partai koalisi untuk tetap satu gerbong
Selain memberi isyarat terkait posisi politik partainya di pemerintahan baru mendatang, Megawati juga menyinggung partai rekan koalisinya agar tetap satu gerbong.
"Pilpres dinyatakan telah selesai. Saya ingin Tanyakan kepada bapak bertiga mau ikut sama PDIP atau tidak. Karena harusnya begitulah tata kerama di negara kita," terang Megawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)