medcom.id, Jakarta: Program bela negara untuk warga di wilayah perbatasan berbeda. Kurikulum bela negara di perbatasan akan disisipi latihan militer.
Sedangkan program bela negara di perkotaan hanya memuat pemahaman terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk menumbuhkan rasa nasionalisme. "Di sana (wilayah perbatasan) plus, karena kalau terjadi ancaman, rakyat tidak perlu takut lagi," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2016).
Ryamizard mengatakan, sebagaian besar wilayah perbatasan dalam katagori aman. Potensi ancaman hanya di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Pertahanan di wilayah Natuna akan diperkuat. Pasukan khusus dari Angkatan Laut, Darat, dan Udara, serta alat utama sistem persenjataan akan ditambah.
Ryamizard merencanakan menempatkan satu flight pesawat tempur yang dilengkapi radar untuk menjaga Natuna dari sentuhan asing. "Lalu, satu kompi Paskhas. Saya buat dermaga untuk kapal dan satu kompi Marinir. Satu batalyon Rider juga sudah ada tapi akan kami lengkapkan lagi. Juga di sana akan ada bela negara," ujar Ryamizard.
Kepala Staf ke-23 Angkatan Darat itu berharap peserta bela negara bisa berkolaborasi dengan tentara meredam potensi ancaman yang bisa memecah persatuan dan kesatuan. Menurut Ryamizard, pemerintah serius memperkuat kurikulum bela negara di perbatasan.
"Penguatan itu sudah disurvei, tingal tunggu dana," kata Ryamizard.
Program ini dibuka pertama kali pada 22 Oktober 2015 untuk seluruh lapisan masyarakat. Awal mula, kehadiran program ini memunculkan pro dan kontra karena dikhawatirkan bermuatan latihan militer.
Ryamizard, dalam beberapa kesempatan menegaskan, program bela negara bukan wajib militer tetapi untuk memperteguh keyakinan berdasarkan lima unsur, yakni cinta Tanah Air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan memiliki kemampuan awal bela negara.
medcom.id, Jakarta: Program bela negara untuk warga di wilayah perbatasan berbeda. Kurikulum bela negara di perbatasan akan disisipi latihan militer.
Sedangkan program bela negara di perkotaan hanya memuat pemahaman terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk menumbuhkan rasa nasionalisme. "Di sana (wilayah perbatasan) plus, karena kalau terjadi ancaman, rakyat tidak perlu takut lagi," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2016).
Ryamizard mengatakan, sebagaian besar wilayah perbatasan dalam katagori aman. Potensi ancaman hanya di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Pertahanan di wilayah Natuna akan diperkuat. Pasukan khusus dari Angkatan Laut, Darat, dan Udara, serta alat utama sistem persenjataan akan ditambah.
Ryamizard merencanakan menempatkan satu flight pesawat tempur yang dilengkapi radar untuk menjaga Natuna dari sentuhan asing. "Lalu, satu kompi Paskhas. Saya buat dermaga untuk kapal dan satu kompi Marinir. Satu batalyon Rider juga sudah ada tapi akan kami lengkapkan lagi. Juga di sana akan ada bela negara," ujar Ryamizard.
Kepala Staf ke-23 Angkatan Darat itu berharap peserta bela negara bisa berkolaborasi dengan tentara meredam potensi ancaman yang bisa memecah persatuan dan kesatuan. Menurut Ryamizard, pemerintah serius memperkuat kurikulum bela negara di perbatasan.
"Penguatan itu sudah disurvei, tingal tunggu dana," kata Ryamizard.
Program ini dibuka pertama kali pada 22 Oktober 2015 untuk seluruh lapisan masyarakat. Awal mula, kehadiran program ini memunculkan pro dan kontra karena dikhawatirkan bermuatan latihan militer.
Ryamizard, dalam beberapa kesempatan menegaskan, program bela negara bukan wajib militer tetapi untuk memperteguh keyakinan berdasarkan lima unsur, yakni cinta Tanah Air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan memiliki kemampuan awal bela negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)