Ketua DPR RI Puan Maharani. Foto: Medcom.id
Ketua DPR RI Puan Maharani. Foto: Medcom.id

Terima Nota Keuangan 2023, Puan Minta Insentif Pajak Dipertajam Demi PEN

Juven Martua Sitompul • 16 Agustus 2022 14:57
Jakarta: Ketua DPR Puan Maharani menerima Pengantar RUU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023 beserta Nota Keuangannya dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia berharap pelaksanaan APBN 2023 dilaksanakan secara cermat dan efektif.
 
"Pada masa sidang sebelumnya, DPR bersama pemerintah telah melakukan pembahasan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) APBN Tahun Anggaran 2023,” kata Puan dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2023 DPR yang diselenggarakan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.
 
Lewat pembahasan itu, asumsi makro pertumbuhan ekonomi nasional disebutkan berada pada kisaran 5,3 persen hingga 5,9 persen dan laju inflasi pada kisaran 2 persen hingga 4 persen. Kemudian, pendapatan negara diperkirakan berada pada besaran 11,19 persen PDB hingga 12,24 persen PDB, dengan pendapatan perpajakan sebesar 9,3 persen PDB hingga 10 persen PDB.
 
Lalu belanja negara sebesar 13,8 persen PDB hingga 15,1 persen PDB, serta defisit berada pada besaran 2,61 persen PDB hingga 2,85 persen PDB. Tema rencana kerja pemerintah pada 2023, yaitu 'Peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan'.
 

Baca: Presiden: APBN Surplus Rp106 Triliun, Inflasi RI Jauh di Bawah Negara Maju


Sementara itu, arah kebijakan fiskal akan difokuskan pada penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM), percepatan pembangunan infrastruktur, penguatan reformasi birokrasi, revitalisasi industri, dan pembangunan ekonomi hijau. Puan memberi catatan mengenai rencana kerja pemerintah dan arah kebijakan fiskal tersebut.

"Pemerintah agar mengantisipasi berbagai faktor global dan nasional yang dapat memberikan tekanan kepada kemampuan keuangan negara dalam melaksanakan APBN pada 2023," ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu.
 
Menurut Puan, APBN 2023 perlu mengantisipasi berbagai hal yang dapat memengaruhi kebijakan fiskal APBN dan ketahanan APBN. Khususnya, yang berkaitan dengan pendapatan negara, peningkatan belanja khususnya subsidi, serta pembiayaan defisit melalui SBN.
 
Mulai dari dinamika global, konflik geopolitik, perkembangan kebijakan moneter global, stagflasi, perkembangan harga komoditas strategis seperti minyak bumi, kerentanan produksi pangan global, dan lain sebagainya.
 
"APBN 2023 ini merupakan konsolidasi APBN kembali kepada defisit di bawah 3 persen PDB. Sehingga, menempatkan pemerintah untuk dapat melakukan usaha terbaik dalam mengoptimalkan penerimaan negara, pilihan prioritas belanja, dan ruang pembiayaan yang semakin terbatas," kata Puan.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan