Jakarta: Mantan Panglima TNI Moeldoko menegaskan langkah politiknya sudah tepat. Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa Deli Serdang ini meyakini citranya tidak akan rusak di mata prajurit TNI.
"Saya yakin Prajurit TNI tidak akan mudah diprovokasi," kata Moeldoko saat dikutip dari Instagram pribadinya @dr_moeldoko, Selasa, 30 Maret 2021.
Dia menyebut sudah berkontribusi besar terhadap prajurit. Di antaranya menanamkan kebajikan, meningkatkan kesejahteraan, dan profesionalisme prajurit.
Baca: Moeldoko Mulai Bergerak Membenahi Demokrat
"Dan tidak pernah saya membuat prajurit merintih, dan seluruh prajurit tahu tentang itu," ungkap dia.
Moeldoko meyakini prajurit mengerti dengan langkahnya tersebut. Dia hanya menjalankan hak politik yang dimilikinya sebagai warga sipil.
Selain itu, Moeldoko menyebut dirinya memainkan peran sebagai pengawal demokrasi. Tugas ini pernah diembannya saat menjadi Panglima TNI pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
"Ketika bertugas sebagai panglima, tugas besar yang saya lakukan adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi yang dinamis," ungkap dia.
Dia mengaku ingin melanjutkan tugas tersebut setelah pensiun dari angkatan bersenjata Indonesia. Sebab, hal tersebut merupakan sebuah panggilan.
"Saya tetap konsisten dengan tugas tersebut. Yaitu tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hati saya. Mengalir dalam darah saya," ujar dia.
Jakarta: Mantan Panglima TNI Moeldoko menegaskan langkah politiknya sudah tepat. Ketua Umum (Ketum) Partai
Demokrat versi Kongres Luar Biasa Deli Serdang ini meyakini citranya tidak akan rusak di mata prajurit TNI.
"Saya yakin Prajurit TNI tidak akan mudah diprovokasi," kata
Moeldoko saat dikutip dari
Instagram pribadinya @dr_moeldoko, Selasa, 30 Maret 2021.
Dia menyebut sudah berkontribusi besar terhadap prajurit. Di antaranya menanamkan kebajikan, meningkatkan kesejahteraan, dan profesionalisme prajurit.
Baca: Moeldoko Mulai Bergerak Membenahi Demokrat
"Dan tidak pernah saya membuat prajurit merintih, dan seluruh prajurit tahu tentang itu," ungkap dia.
Moeldoko meyakini prajurit mengerti dengan langkahnya tersebut. Dia hanya menjalankan hak politik yang dimilikinya sebagai warga sipil.
Selain itu, Moeldoko menyebut dirinya memainkan peran sebagai pengawal demokrasi. Tugas ini pernah diembannya saat menjadi Panglima TNI pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
"Ketika bertugas sebagai panglima, tugas besar yang saya lakukan adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi yang dinamis," ungkap dia.
Dia mengaku ingin melanjutkan tugas tersebut setelah pensiun dari angkatan bersenjata Indonesia. Sebab, hal tersebut merupakan sebuah panggilan.
"Saya tetap konsisten dengan tugas tersebut. Yaitu tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hati saya. Mengalir dalam darah saya," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
