Jakarta: Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) benar-benar merasakan kekecewaan yang teramat dalam usai penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) yang digelar Jumat 5 Maret 2021.
Sebagai tokoh pendiri Partai Demokrat yang kini sedang diacak-acak pihak luar, SBY pun langsung merespon dengan merilis pidato di akun Youtube miliknya.
Jika diperhatikan dengan seksama, ada yang menarik dengan latar belakang ruangan tempat SBY menyampaikan pidato. Terlihat sang Presiden ke-6 Republik Indonesia tersebut diapit oleh dua foto wanita yang merupakan sosok paling berpengaruh dalam kehidupan SBY.
Kedua sosok wanita tersebut seakan mendampingi SBY. Di sisi kiri ada mendiang ibu Ani Yudhoyono sedangkan di sisi kanan terpampang foto ibunda SBY, Siti Habibah.
Seperti yang kita ketahui, istri dan ibunda SBY meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan tepatnya di tahun 2019 silam.
Mendiang ibu Ani Yudhoyono yang memiliki nama lengkap Kristiani Herrawati wafat pada tanggal 1 Juni 2019. Kemudian hanya dua bulan berselang tepatnya tanggal 30 Agustus 2019 giliran sang ibunda Siti Habibah yang pergi ke pengkuan yang maha Esa.
Kepergian kedua sosok yang paling dicintai SBY di tahun 2019 mungkin memang menyakitkan dan memberikan rasa kehilangan yang amat sangat bagi SBY. Karena itu, dalam situasi seperti sekarang, SBY seakan membutuhkan dukungan dari istri dan ibundanya agar tetap kuat dan tegar dalam berjuang menghadapi berbagai rintangan.
Dalam beberapa kutipan pidatonya, begitu jelas bagaimana SBY sedang berkecamuk, marah, bahkan seperti nyaris kehilangan kesabaran karena partai politik yang ia bangun dengan segenap pengorbanan sedang di ujung tanduk karena ulah pihak luar.
"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria, dan nilai-nilai moral, dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia," terang SBY.
Karena itu, SBY pun mengajak segenap kader sah Demokrat untuk sama-sama berjuang demi tegaknya keadilan. Bahkan SBY secara terang-terangan menggunakan narasi 'Perang' demi mempertahankan kedaulatan Partai Demokrat.
"Perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan dan kemandirian partai adalah perjuangan yang suci dan mulia. Ibarat peperangan, perang yang kita lakukan adalah perang yang dibenarkan. Sebuah perang war of mases setting sebuah just war, perang untuk mendapatkan keadilan. Semoga Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa menuntun langkah kita, serta memberikan pertolongan kepada kita semua," tegasnya.
Jakarta: Majelis Tinggi
Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) benar-benar merasakan kekecewaan yang teramat dalam usai penyelenggaraan
Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) yang digelar Jumat 5 Maret 2021.
Sebagai tokoh pendiri Partai Demokrat yang kini sedang diacak-acak pihak luar, SBY pun langsung merespon dengan merilis pidato di akun Youtube miliknya.
Jika diperhatikan dengan seksama, ada yang menarik dengan latar belakang ruangan tempat SBY menyampaikan pidato. Terlihat sang Presiden ke-6 Republik Indonesia tersebut diapit oleh dua foto wanita yang merupakan sosok paling berpengaruh dalam kehidupan SBY.
Kedua sosok wanita tersebut seakan mendampingi SBY. Di sisi kiri ada mendiang ibu Ani Yudhoyono sedangkan di sisi kanan terpampang foto ibunda SBY, Siti Habibah.
Seperti yang kita ketahui, istri dan ibunda SBY meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan tepatnya di tahun 2019 silam.
Mendiang ibu Ani Yudhoyono yang memiliki nama lengkap Kristiani Herrawati wafat pada tanggal 1 Juni 2019. Kemudian hanya dua bulan berselang tepatnya tanggal 30 Agustus 2019 giliran sang ibunda Siti Habibah yang pergi ke pengkuan yang maha Esa.
Kepergian kedua sosok yang paling dicintai SBY di tahun 2019 mungkin memang menyakitkan dan memberikan rasa kehilangan yang amat sangat bagi SBY. Karena itu, dalam situasi seperti sekarang, SBY seakan membutuhkan dukungan dari istri dan ibundanya agar tetap kuat dan tegar dalam berjuang menghadapi berbagai rintangan.
Dalam beberapa kutipan pidatonya, begitu jelas bagaimana SBY sedang berkecamuk, marah, bahkan seperti nyaris kehilangan kesabaran karena partai politik yang ia bangun dengan segenap pengorbanan sedang di ujung tanduk karena ulah pihak luar.
"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria, dan nilai-nilai moral, dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia," terang SBY.
Karena itu, SBY pun mengajak segenap kader sah Demokrat untuk sama-sama berjuang demi tegaknya keadilan. Bahkan SBY secara terang-terangan menggunakan narasi 'Perang' demi mempertahankan kedaulatan Partai Demokrat.
"Perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan dan kemandirian partai adalah perjuangan yang suci dan mulia. Ibarat peperangan, perang yang kita lakukan adalah perang yang dibenarkan. Sebuah perang war of mases setting sebuah just war, perang untuk mendapatkan keadilan. Semoga Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa menuntun langkah kita, serta memberikan pertolongan kepada kita semua," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)