medcom.id, Jakarta: Masyarakat diminta tidak terlalu berharap banyak terhadap Pansus Pelindo II. Sebab Pansus Pelindo dinilai hanya bermanfaat untuk segelintir elite.
"Jangan mengharap dan bermimpi pansus ini seperti Century," kata Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi di Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Dia memprediksi, Pansus Pelindo masuk angin. Tanda-tanda itu mulai terlihat, karena ada anggota yang serius ingin membongkar kasus korupsi Pelindo. Namun ada anggota pansus yang hanya main-main.
"Ada yang serius, dan ada yang cari kesempatan. Kongkalikong. Ini memprihatinkan," ucapnya.
Uchok menambahkan, ada pula anggota yang mulai mendorong pansus tak dilanjutkan.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K. Harman mempertanyakan keberadaan pansus Pelindo II. Menurut dia, penggunaan hak angket dalam pansus ini berlebihan, apalagi jika hanya ingin mengusut penyimpangan di PT Pelindo II.
"Dari segi materiil, Pelindo II ini tidak layak untuk dijadikan target penggunaan hak angket. Ini sangat berbahaya. DPR bisa dituduh menyalahgunakan hak angket, menyalahgunakan kekuasaannya secara berlebihan," kata Benny.
Benny mengira, awalnya pembentukan pansus ditujukan untuk suatu penyimpangan atau masalah yang besar, namun setelah mencermati kinerja pansus selama beberapa minggu ini, masalah yang diselidiki hanya hal-hal
kecil yang harusnya bisa ditangani oleh aparat penegak hukum.
Dia pun membandingkan dengan wacana pembentukan pansus terkait kebakaran hutan dan lahan, yang dinilainya sangat diperlukan karena kebakaran hutan sudah terjadi setiap tahunnya di Indonesia, dan merugikan puluhan juta warga yangterdampak asap.
"DPR bukan lembaga bebas, tidak bisa suka-sukanya. Pansus angket Pelindo II ini bisa dituntut ke pengadilan karena menyalahgunakan wewenang," tambahnya.
medcom.id, Jakarta: Masyarakat diminta tidak terlalu berharap banyak terhadap Pansus Pelindo II. Sebab Pansus Pelindo dinilai hanya bermanfaat untuk segelintir elite.
"Jangan mengharap dan bermimpi pansus ini seperti Century," kata Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi di Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Dia memprediksi, Pansus Pelindo masuk angin. Tanda-tanda itu mulai terlihat, karena ada anggota yang serius ingin membongkar kasus korupsi Pelindo. Namun ada anggota pansus yang hanya main-main.
"Ada yang serius, dan ada yang cari kesempatan. Kongkalikong. Ini memprihatinkan," ucapnya.
Uchok menambahkan, ada pula anggota yang mulai mendorong pansus tak dilanjutkan.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K. Harman mempertanyakan keberadaan pansus Pelindo II. Menurut dia, penggunaan hak angket dalam pansus ini berlebihan, apalagi jika hanya ingin mengusut penyimpangan di PT Pelindo II.
"Dari segi materiil, Pelindo II ini tidak layak untuk dijadikan target penggunaan hak angket. Ini sangat berbahaya. DPR bisa dituduh menyalahgunakan hak angket, menyalahgunakan kekuasaannya secara berlebihan," kata Benny.
Benny mengira, awalnya pembentukan pansus ditujukan untuk suatu penyimpangan atau masalah yang besar, namun setelah mencermati kinerja pansus selama beberapa minggu ini, masalah yang diselidiki hanya hal-hal
kecil yang harusnya bisa ditangani oleh aparat penegak hukum.
Dia pun membandingkan dengan wacana pembentukan pansus terkait kebakaran hutan dan lahan, yang dinilainya sangat diperlukan karena kebakaran hutan sudah terjadi setiap tahunnya di Indonesia, dan merugikan puluhan juta warga yangterdampak asap.
"DPR bukan lembaga bebas, tidak bisa suka-sukanya. Pansus angket Pelindo II ini bisa dituntut ke pengadilan karena menyalahgunakan wewenang," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)