Jakarta: Persaingan kepala daerah di Pulau Jawa terlihat jelas dalam menangani pandemi virus korona (covid-19). Mereka dinilai berlomba-lomba menjadi yang terbaik untuk meningkatkan elektabilitas pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kepala daerah yang dianggap berprestasi tentu punya kans menjadi calon presiden," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada Medcom.id, Rabu, 3 Juni 2020.
Dia menyebut pandemi korona sebagai salah satu ujian cukup bagus melihat kualitas pemimpin. Covid-19 sangat kompleks karena tidak hanya mengancam kesehatan. Tapi, berdampak pada sektor ekonomi dan sosial.
"Nah itu lah panggung bagi mereka (kepala daerah) untuk menunjukkan yang punya kemampuan mengurai problem fundamental dari hulu hingga ke hilir dan mereka saling menunjukkan bahwa saya yang paling bisa mengatasi dengan baik," tutur dia.
Pangi menyebut rivalitas sangat kentara terjadi antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sementara Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dianggap belum ikut dalam rivalitas tersebut.
(Baca: 7 Ronde Rivalitas Khofifah-Risma di Masa Pandemi)
"Mereka ingin terlihat berprestasi, menonjolkan bahwa saya yang paling bisa, saya lah pemimpin yang mempunyai problem solving, visioner, narasi, punya cita-cita dan saya dianggap berhasil (menangani covid-19)," sebut dia.
Hal ini tentu menjadi penilaian partai politik (parpol) dalam menentukan sosok yang akan diusung dalam Pilpres 2024. Sebab, mereka dianggap cakap menjadi kepala negara karena mampu menangani pandemi virus korona dengan baik.
"Kepala daerah yang dianggap berprestasi, punya rekam jejak yang bagus dan kepuasan bagus tentu akan direkomendasikan oleh parpol," kata dia.
Meskipun begitu, Pangi menilai, rivalitas yang ditunjukan kepala daerah di Jawa merupakan hal wajar. Sebab, mereka sedang mempertanggungjawabkan jabatannya karena dipilih oleh rakyat.
"Kursi kepala daerah merupakan tanggung jawab sebagai pemimpin memuaskan masyarakat untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya. Capres itu hanya bonus saja dari prestasi dia," ujar dia.
Jakarta: Persaingan kepala daerah di Pulau Jawa terlihat jelas dalam menangani pandemi virus korona (covid-19). Mereka dinilai berlomba-lomba menjadi yang terbaik untuk meningkatkan elektabilitas pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kepala daerah yang dianggap berprestasi tentu punya kans menjadi calon presiden," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada
Medcom.id, Rabu, 3 Juni 2020.
Dia menyebut pandemi korona sebagai salah satu ujian cukup bagus melihat kualitas pemimpin. Covid-19 sangat kompleks karena tidak hanya mengancam kesehatan. Tapi, berdampak pada sektor ekonomi dan sosial.
"Nah itu lah panggung bagi mereka (kepala daerah) untuk menunjukkan yang punya kemampuan mengurai problem fundamental dari hulu hingga ke hilir dan mereka saling menunjukkan bahwa saya yang paling bisa mengatasi dengan baik," tutur dia.
Pangi menyebut rivalitas sangat kentara terjadi antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sementara Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dianggap belum ikut dalam rivalitas tersebut.
(Baca:
7 Ronde Rivalitas Khofifah-Risma di Masa Pandemi)
"Mereka ingin terlihat berprestasi, menonjolkan bahwa saya yang paling bisa, saya lah pemimpin yang mempunyai problem solving, visioner, narasi, punya cita-cita dan saya dianggap berhasil (menangani covid-19)," sebut dia.
Hal ini tentu menjadi penilaian partai politik (parpol) dalam menentukan sosok yang akan diusung dalam Pilpres 2024. Sebab, mereka dianggap cakap menjadi kepala negara karena mampu menangani pandemi virus korona dengan baik.
"Kepala daerah yang dianggap berprestasi, punya rekam jejak yang bagus dan kepuasan bagus tentu akan direkomendasikan oleh parpol," kata dia.
Meskipun begitu, Pangi menilai, rivalitas yang ditunjukan kepala daerah di Jawa merupakan hal wajar. Sebab, mereka sedang mempertanggungjawabkan jabatannya karena dipilih oleh rakyat.
"Kursi kepala daerah merupakan tanggung jawab sebagai pemimpin memuaskan masyarakat untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya. Capres itu hanya bonus saja dari prestasi dia," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)