Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - - Foto: dok Kementerian Keuangan
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - - Foto: dok Kementerian Keuangan

Pemuda Muhammadiyah Usul Cawapres Airlangga dari NU atau Muhammadiyah

Al Abrar • 05 Oktober 2021 17:31
Jakarta: Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto mendorong Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk mengagandeng kader Muhammadiyah atau Nahdhatul Ulama (NU) sebagai Calon Wakil Presiden (Capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Cak Nanto sapaan akrab Sunanto menilai sosok Airlangga dikenal sebagai sosok yang nasionalis sehingga membutuhkan pendamping dari kalangan religus.  
 
“Bagus sudah teruji (sosok Airlangga) tinggal bagaimana Pak Airlangga mencari sosok yang bisa menopang. Sampai saat ini Muhammadiyah tidak menyodorkan nama. Tapi yang jelas, kalo Pak Airlangga wakilnya harus dari religius, apakah NU atau Muhammadiyah yang komponennya bisa menopang sosok Pak Airlangga yang dinilai nasionalis,” ujar Cak Nanto saat dihubungi, Selasa, 5 Oktober 2021. 
 
Airlangga dianggap punya kans untuk maju dengan membentuk poros koalisi nasionalis-religus. Menurut Cak Nanto sudah seharusnya koalisi nasionalis-religus didorong di Pilpres 2024 untuk mencegah terjadinya polarisasi. 

“Menurut saya semua memiliki kans, tapi stigma siapa yang nasionalis dan religius itu yang jadi problem. Tapi menurut saya, koalisi parpol yang nasionalis religius menjadi keharusan untuk menyatukan semua komponen yang bisa disatukan dalam konteks pencapresan, tergantung tokohnya yang didorong yang mencerminkan itu semua,” ujarnya.
 
Baca: Satkar Ulama Dorong Airlangga Bentuk Koalisi Nasionalis-Religius
 
Cak Nanto mengatakan Pemuda Muhammadiyah sendiri bersikap non politis. Namun organisasinya tersebut membuka ruang bagi semua pihak yang ingin berkolaborasi demi kepentingan bangsa dan negara. 
 
“Kami kan non politis, semua ruang pasti dibuka dan kader diberi kesempatan untuk memahami dan mengerti setiap tokohnya. Persoalan di internal kajiannya seperti apa, apalagi masih 3 tahun, saya kira ruang Ormas Pemuda Muhammadiyah mau digandeng untuk menggerakkannya sebagai aktivitas kebangsaan, tidak masalah,” katanya.
 
Cak Nanto mengakui Airlangga masih harus berjuang mendongkrak elektabilitas dan popularitasnya sebagai Capres 2024. Meski demikian Cak Nanto menilai Airlangga mempunyai modal yang cukup kuat yakni sebagai ketua parpol.
 
“Saat ini butuh upaya dari akar rumput dan partai untuk menaikkan elektabilitas dan popularitas dari airlangga. Yang penting saat ini Golkar solid,” ungkapnya.
 
Sekjen DPP Satkar Partai Golkar Ashraf Ali mengatakan, koalisi nasionalis religius menjadi salah satu yang ideal untuk Airlangga berlaga di pilpres 2024.
 
Menurut Ashraf, karena kultur masyarakat Indonesia yang general dan heterogen maka perlu adanya satu kesepahaman, bagaimana membawa bangsa ini ke depan.
 
Secara politik, menurut Ashraf, karakter masyarakat atau voter itu hanya 30 persen yang pilihannya statis. Sedangkan 70 persen yang lain dinamis. 30 Persen pemilih statis ini adalah kader, pengurus dan simpatisan.
 
"Nah yang 70 persen, karakter itu bersifat religius, maka itu sangat wajar apabila ada koalisi nasional yang berkarakter religius yang harus kita dekati," ujar Ashraf saat dihubungi, Selasa, 28 September 2021. 
 
Koalisi nasionalis-religius juga dinilai ideal untuk mendorong Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjadi Capres 2024. Airlangga tinggal menggandeng kader berkarakter religius seperti dari PKS, PKB, dan PAN. 
 
"Tinggal bagaimana Airlangga memilih cawapres yang ideal untuk menutupi kelemahannya selama ini," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago.
 
Menurut Pangi, Airlangga sebaiknya memberanikan diri maju sebagai capres 2024 dengan mencari koalisi nasional-religius. Sebab, majunya pria yang juga menjabat Menko Perekonomian berpotensi meningkatkan elektabilitas Golkar.
 
"Pilihan Airlangga maju sebagai capres dan tidak punya beban sebetulnya, mau kalah mau menang, dalam sejarah pemilu tetap Golkar menang banyak, tetap menjadi partai penguasa," tutur Pangi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan