Bali: Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dukungan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendetailkan agenda-agenda kebijakan pemerintah yang menjadi fokus presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Masukan-masukan dari pelaku usaha dibutuhkan agar kebijakan dan implementasinya bisa selaras.
"Nanti kita akan fokuskan di G20 ini adalah satu, urusan arsitektur kesehatan global, yang kedua mengenai transisi energi menuju energi yang hijau dan berkelanjutan, kemudian yang ketiga mengenai digitalisasi," ucap Jokowi Hal itu disampaikan Presiden saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2021 yang digelar di Bali, Jumat, 3 November 2021.
Jokowi mengatakan saat ini bandul ekonomi dunia mulai bergerak ke arah ekonomi hijau termasuk sektor energi. Karena itu, Indonesia juga harus segera menyesuaikan. Ketika tiba waktunya, Indonesia harus sudah siap untuk menghasilkan produk-produk energi terbarukan.
"Kalau misalnya nanti suatu titik entah dua tahun lagi, entah tiga tahun lagi, atau lima tahun lagi, Eropa misalnya hanya menerima produk-produk hijau yang dihasilkan dari renewable energy dan kita belum siap, bagaimana kita mau mengekspor barang-barang kita? Begitu mereka mulai, negara lain pasti juga akan memulai," kata Jokowi.
Presiden menyampaikan terkait transisi energi, Indonesia memiliki kekuatan berupa sumber daya alam yang melimpah namun belum dimaksimalkan. Misalnya, potensi energi hidro dari 4.400 sungai di Indonesia.
Baca: Airlangga Tekankan Pentingnya Musyawarah dan Mufakat di Presidensi G20
Presiden mencontohkan Sungai Mamberamo di Papua yang memiliki potensi menghasilkan listrik 24 ribu megawatt. Selain itu, dia juga mencontohkan Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang bisa menghasilkan antara 11 sampai 13 ribu megawatt.
"Baru dua sungai, kita memiliki, sekali lagi, 4.400 sungai. Geotermal belum diapa-apakan. Kekuatan kita 29 ribu yang baru sekarang ini baru terpakai kira-kira 2 ribuan, 10 persen belum ada," kata Kepala Negara.
Jokowi meminta Rapimnas Kadin mendetailkan reformasi ekonomi, reformasi struktural, dan pendampingan UMKM, serta transformasi ekonomi. Presiden ingin agar kebutuhan dan keinginan pelaku ekonomi di lapangan bisa sejalan dengan kebijakan yang telah dibuat pemerintah.
"Green economy, green energy, green tourism, blue economy, detailnya seperti apa menurut para pelaku (usaha). Yang dibutuhkan apa menurut pelaku dan keinginan-keinginannya seperti apa sehingga akan ketemu nanti. Ini ada kebijakan, ini ada implementasi pelaksanaan. Kalau dipertemukan akan menjadi sebuah kekuatan yang besar," ucap Jokowi.
Bali: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) meminta dukungan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendetailkan agenda-agenda kebijakan pemerintah yang menjadi fokus presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Masukan-masukan dari pelaku usaha dibutuhkan agar kebijakan dan implementasinya bisa selaras.
"Nanti kita akan fokuskan di
G20 ini adalah satu, urusan arsitektur kesehatan global, yang kedua mengenai transisi energi menuju energi yang hijau dan berkelanjutan, kemudian yang ketiga mengenai digitalisasi," ucap Jokowi Hal itu disampaikan Presiden saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2021 yang digelar di Bali, Jumat, 3 November 2021.
Jokowi mengatakan saat ini bandul ekonomi dunia mulai bergerak ke arah ekonomi hijau termasuk sektor energi. Karena itu, Indonesia juga harus segera menyesuaikan. Ketika tiba waktunya, Indonesia harus sudah siap untuk menghasilkan produk-produk energi terbarukan.
"Kalau misalnya nanti suatu titik entah dua tahun lagi, entah tiga tahun lagi, atau lima tahun lagi, Eropa misalnya hanya menerima produk-produk hijau yang dihasilkan dari
renewable energy dan kita belum siap, bagaimana kita mau mengekspor barang-barang kita? Begitu mereka mulai, negara lain pasti juga akan memulai," kata Jokowi.
Presiden menyampaikan terkait transisi energi, Indonesia memiliki kekuatan berupa sumber daya alam yang melimpah namun belum dimaksimalkan. Misalnya, potensi energi hidro dari 4.400 sungai di Indonesia.
Baca:
Airlangga Tekankan Pentingnya Musyawarah dan Mufakat di Presidensi G20
Presiden mencontohkan Sungai Mamberamo di Papua yang memiliki potensi menghasilkan listrik 24 ribu megawatt. Selain itu, dia juga mencontohkan Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang bisa menghasilkan antara 11 sampai 13 ribu megawatt.
"Baru dua sungai, kita memiliki, sekali lagi, 4.400 sungai. Geotermal belum diapa-apakan. Kekuatan kita 29 ribu yang baru sekarang ini baru terpakai kira-kira 2 ribuan, 10 persen belum ada," kata Kepala Negara.
Jokowi meminta Rapimnas
Kadin mendetailkan reformasi ekonomi, reformasi struktural, dan pendampingan UMKM, serta transformasi ekonomi. Presiden ingin agar kebutuhan dan keinginan pelaku ekonomi di lapangan bisa sejalan dengan kebijakan yang telah dibuat pemerintah.
"
Green economy, green energy, green tourism, blue economy, detailnya seperti apa menurut para pelaku (usaha). Yang dibutuhkan apa menurut pelaku dan keinginan-keinginannya seperti apa sehingga akan ketemu nanti. Ini ada kebijakan, ini ada implementasi pelaksanaan. Kalau dipertemukan akan menjadi sebuah kekuatan yang besar," ucap Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)