Jakarta: Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Hanafi Rais disebut bukan satu-satunya elite PAN yang ingin mundur dari DPR. Mereka memilih mundur sebelum putra sulung pendiri PAN Amien Rais itu mengambil keputusan.
"Sebelum Hanafi mundur juga sudah ada beberapa elite yang mau mundur dari DPR, tapi kita halangi," kata salah satu pendiri PAN Putra Jaya Husin kepada Medcom.id, Kamis, 7 Mei 2020.
Saat ditanya siapa saja pihak yang ingin mundur, Putra Jaya enggan menyebutnya. Dia menyampaikan salah satu alasan menahan kader tidak mundur karena berharap rekonsiliasi yang tengah dilakukan.
Rekonsiliasi dianggap dapat menyejukkan suasana di internal partai pasca-Kongres ke-5 PAN yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu silam. Hanafi, kata dia, menjadi yang terdepan dalam upaya rekonsiliasi, sedangkan yang lain lebih pasif dan menunggu.
Namun, upaya rekonsiliasi tidak seperti yang diharapkan. Putra Jaya Husin tak heran anak sulung Amien Rais itu memilih mengundurkan diri dari kepengurusan partai dan anggota DPR.
"Ternyata gayung tidak bersambut. Itulah yang membuat dia kecewa dan seperti putus asa dan tidak ada harapan," ujar dia.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan kubu pemenang tidak memanfaatkan upaya rekonsiliasi dengan baik. Tak heran internal PAN tetap bergejolak meski kompetisi sudah berakhir.
"Ini sangat jelas dan clear, PAN seharusnya melakukan rekonsiliasi, yang harusnya bersatu kembali pascakongres itu menjadi pecah," kata Ujang.
Perpecahan terlihat dari beberapa aspek, di antaranya tidak mengakomodasinya kubu lawan dalam kepengurusan partai. Hal itu terlihat dengan posisi Amien yang sebelumnya menjabat ketua Dewan Pembina PAN digantikan Soetrisno Bachir.
Baca: PAN Hormati Keputusan Hanafi jika Ingin Mundur
Tak hanya itu, mantan calon ketua umum (caketum) Mulfachri Harahap tidak diberikan jabatan di kepengurusan DPP 2020-2025. Bahkan, rival Ketum Zulkifli Hasan itu juga dicopot dari jabatannya sebagai wakil ketua Komisi III DPR.
"Justru ini menjadi bersih-bersih," sebut dia
Untuk itu, Ujang menilai wajar jika Hanafi kemudian mengundurkan diri. Pasalnya, gejolak di internal PAN tidak kunjung mereda pascakongres.
Jakarta: Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Hanafi Rais disebut bukan satu-satunya elite PAN yang ingin mundur dari DPR. Mereka memilih mundur sebelum putra sulung pendiri PAN Amien Rais itu mengambil keputusan.
"Sebelum Hanafi mundur juga sudah ada beberapa elite yang mau mundur dari DPR, tapi kita halangi," kata salah satu pendiri PAN Putra Jaya Husin kepada
Medcom.id, Kamis, 7 Mei 2020.
Saat ditanya siapa saja pihak yang ingin mundur, Putra Jaya enggan menyebutnya. Dia menyampaikan salah satu alasan menahan kader tidak mundur karena berharap rekonsiliasi yang tengah dilakukan.
Rekonsiliasi dianggap dapat menyejukkan suasana di internal partai pasca-Kongres ke-5 PAN yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu silam. Hanafi, kata dia, menjadi yang terdepan dalam upaya rekonsiliasi, sedangkan yang lain lebih pasif dan menunggu.
Namun, upaya rekonsiliasi tidak seperti yang diharapkan. Putra Jaya Husin tak heran anak sulung Amien Rais itu memilih mengundurkan diri dari kepengurusan partai dan anggota DPR.
"Ternyata gayung tidak bersambut. Itulah yang membuat dia kecewa dan seperti putus asa dan tidak ada harapan," ujar dia.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan kubu pemenang tidak memanfaatkan upaya rekonsiliasi dengan baik. Tak heran internal PAN tetap bergejolak meski kompetisi sudah berakhir.
"Ini sangat jelas dan
clear, PAN seharusnya melakukan rekonsiliasi, yang harusnya bersatu kembali pascakongres itu menjadi pecah," kata Ujang.
Perpecahan terlihat dari beberapa aspek, di antaranya tidak mengakomodasinya kubu lawan dalam kepengurusan partai. Hal itu terlihat dengan posisi Amien yang sebelumnya menjabat ketua Dewan Pembina PAN digantikan Soetrisno Bachir.
Baca:
PAN Hormati Keputusan Hanafi jika Ingin Mundur
Tak hanya itu, mantan calon ketua umum (caketum) Mulfachri Harahap tidak diberikan jabatan di kepengurusan DPP 2020-2025. Bahkan, rival Ketum Zulkifli Hasan itu juga dicopot dari jabatannya sebagai wakil ketua Komisi III DPR.
"Justru ini menjadi bersih-bersih," sebut dia
Untuk itu, Ujang menilai wajar jika Hanafi kemudian mengundurkan diri. Pasalnya, gejolak di internal PAN tidak kunjung mereda pascakongres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)